Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Partai & Politik di Indonesia : Lieurrrrr....!! (1)

 Partai & Politik di Indonesia : Lieurrrrr....!! (1)

Banyak orang lupa - juga para politisi - kalau pemilu sekarang, setelah reformasi, pencoblosan dilakukan secara one man one vote. Ini artinya, para voters tidak lagi memilih partai an sich tapi memilih figur. Meski capres dicalonkan oleh partai.

Figurlah yang kini diutamakan oleh para pemilih, bukan hanya partai. Figur yang cocok,yang mengena,yang bisa memenuhi selera,itulah yang dipilih. Boleh dibilang tak peduli dia capres dari mana,dari partai apa.

Karena itu koalisi gemuk yang sekarang banyak diinginkan  oleh koalisi partai sebenarnya tidaklah sangat dominan dan bukan merupakan jaminan akan menang. Sangat tergantung siapa yang dicalonkan oleh koalisi tsb. Tergantung figurnya.

Bila koalisi itu mencalonkan sosok yang disenangi,disukai oleh voters itulah yang akan terpilih dan menang. Sebaliknya,bila calonnya tak disukai, tak sesuai dengan selera mayoritas voters, dari partai apapun dia, berapa banyak partai pun yang mendukungnya tidaklah jaminan untuk menang.

Karena itu sangatlah keliru bila koalisi sangat berharap dan sangat menginginkan koalisinya beranggotakan banyak partai (koalisi gemuk). Karena koalisi itu gemuk sekalipun,  tak bisa dipastikan akan menang.

KPP (Koalisi Perubahan Persatuan)nya Anies Baswedan yang hanya beranggotakan 3 partai : Nasdem,PKS dan Demokrat,bisa saja memperoleh kemenangan bila Anies memang menjadi dambaan para voters. Melebihi dari Ganjar dan Prabowo .

Begitu pula bila Ganjar Pranowo yang hingga  kini hanya didukung oleh PPP, PSI dan Hanura misalnya bisa saja menang bila memang voters yang menyukainya melebihi  Anies dan Prabowo. Hal yang sama juga dengan Prabowo. Dipastikan akan menang bila voters lebih like terhadap dirinya,dibanding pada Anies dan Ganjar.

Selain capres yang disukai oleh voters, para  cawaprespun pada pemilu 2024 ini memegang peranan yang sangat penting untuk bisa memperoleh kemenangan .

Ini disebabkan,para capres memang  tak menguasai seluruh wilayah pemilihan  secara nasional. Karena itu, peranan cawapres menjadi sangat penting dalam membantu kelemahan dan kekurangan capresnya.

Tentang voters yang like and dislike terhadap para capres yang ada sekarang ini, kita bisa lihat elektabilitas dari masing2 capres  hasil dari  para lembaga survey yang kini banyak dilakukan.

Sekarang kita bicara tentang..............Next

Selengkapnya:

1, 23, 4, 5 


Komentar