Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Ilusi & halusinasi

Ilusi dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yg hanya dalam angan2, khayalan. Sedangkan halusinasi adalah pengalaman indra tanpa adanya alat rangsangan pada indra yang bersangkutan.  Misal, bila mendengar suara tanpa adanya sumber suara tsb. Orang yang mengalami seperti itu dalam psikologi disebut sebagai  psikopath.

Karena itu bila saja kita mendengar ada yang berkata : Dia orang gila !! kita pun sangat paham.

                  *

Dalam dunia politik yang goalnya adalah kekuasaan, seseorang yang ingin berkuasa, ada harus dari partai yang menang dalam  pertarungan.

Sangat absurd bila hanya dari seorang independen. Jangankan untuk bisa menjadi presiden,untuk menjadi seorang gubernur DKI saja, seperti Ahok yang sempat bisa mengumpulkan sejuta KTP lebih sebagai pendukungnya, akhirnya batal, dan Ahok terpaksa masuk ke PDIP.

Karena dunia politik pada dasarnya adalah dunia pertarungan kekuatan. Siapa yang kuat dialah yang menang.Bukanlah dunia moral. Karena moral pada dasarnya bukan kekuatan. Karena itu dalam kekuatan  bisa terjadi  tidak adany unsur sungkan atau etika. Ini terbukti para politikus bisa dengan seenaknya jadi kutu loncat partai tanpa ada rasa sungkan dan malu.Hanya krn ingin mendompleng kekuatan.

Maka, ketika tercium adanya kelompok teroris yang ingin merebut kekuasaan secara inkonstitusional, baik presiden  Jokowi maupun panglima TNI bersuara lantang : 

"Negara tidak boleh kalah oleh teroris!!"

Tentu presiden maupun panglima TNI tidak asbun berkata begitu,karena RI memang memiliki 4 angkatan : Darat, Laut, Udara, dan Polisi. Lima angkatan malah bila ditambah dengan Satpol PP. 

Dan bila  ada kelompok yang memaksakan diri (siapa saja)  ingin berku- asa,yg hrs diperhatikan oleh mereka  kekuatan. Seberapa besar kekuatan yang telah mereka miliki. 

Karena sekali lagi, dunia kekuasaan adalah dunia kekuatan. Siapa yang kuat dialah yang akan menang. Bahkan kebenaran pun sebenarnya ditentukan oleh kekuatan.Bukan oleh idealisme.Kebenaran tanpa didukung oleh kekuatan adalah angan2. Ilusi.

Sebagai resume dari tulisan ini : siapa yang kuat dialah yang menang. Dan yang menang akan berkuasa. Ini adalah aksioma.

Bisa saja terjadi pertarungan tanpa kekuatan yang seimbang. Tapi yang akan terjadi adalah akan timbulnya banyak korban yg seharusnya tidak usah terjadi, karena yang tak kuat pada akhirnya akan kalah. Yang terbaik adalah bila pertarungan kekuatan tanpa korban.Karena pertarungan tanpa perhitungan tanpa kekuatan,akan menimbulkan banyak korban. Karena itu,keinginan untuk berkuasa tanpa kekuatan adalah ilusi,halusinasi sesuatu yang  impossible.

oleh : Tek Ko Seng



Komentar