Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Reshuffle, akan adakah?

Reshuffle, akan adakah? Ketika kepada teman2 karyawan di sebuah bank pemerintah saya ajukan pertanyaan : bagaimana penilaian tentang kinerja direktur Bank Anda?

Mereka rata2 menjawab : sangat baik, pengertian, kita sebagai karyawan diberikan keleluasaan bergerak dstnya dstnya.

Mereka memuji-muji bosnya,karena sebagian besar karyawan (terutama bagian penyaluran kredit), rata2 pada bisa ngobyek dengan cara memotong sekian % dari jumlah kredit yang harus diterima debitur sebagai imbalan mengurus kredit.

Tetapi ketika pimpinan mereka diganti dengan yang baru,(pergantian pimpinan di bank rutin dan biasa), dan kepada mereka saya ajukan pertanyaan yang sama, mereka rata2 menjawab : jelek,parah,tak pantas jadi pemimpin,makanya karyawan pun tak ada semangat kerja dst.nya2.

Belakangan saya tahu, ternyata,bos barunya itu sangat tertib,disiplin dan zakeljik (tegas) ,sehingga para karyawan tak leluasa untuk  "macam2".

Tahu tentang masalah tsb dalam hati saya hanya berkata : oh.......ternyata begitu ya cara mereka  menilai atasannya?

Meski tahu keadaannya seperti itu,sebagai repor- ter kala, itu saya pasif tak  berbuat apa2.Posisi saya jadi  sulit,mereka adalah kebanyakan teman saya.  Karena,kalau  berbuat  kebenaran, pasti akan sangat beresiko. Yang semula hubungan baik, tentu akan jadi kejelekan bahkan bisa  musuhan.

                 * 

Analog dengan itu,saya  cerita persoalan lain yang agak berbeda,tapi motif masalahnya kira2 sama. Kalau tiba2 harga beras naik sampai membumbung tinggi,apa yang akan terjadi? Petani tentu akan bersorak sorai kegirangan karena penghasilan mereka  meningkat. 

Tetapi masyarakat umum yang bukan petani,jelas akan mengeluh bahkan akan menjerit , berteriak karena beras mahal.

Masyarakat akan mengecam pemerintah,dan akan menyalahkan Jokowi,sebagai presiden tak bisa mengurus rakyatnya.

Bukan tidak mungkin akan terjadi demo besar2 an dengan yel2 Jokowi turun sebagai presiden. Keadaan ini akan dimanfaatkan oleh musuh2 politiknya untuk menjatuh- kan presiden Jokowi. Ini adalah hal yang lumrah dan resiko dari seopimpinan tertinggi,meski itu adalah karena kesalahan menteri sebagai anak buahnya.

Karena itu,pemerintah sebagai pembuat regulasi harus bisa membuat kebijakan yang bisa menciptakan keseimbangan agar situasi tidak menjadi riuh dan gaduh. Itu sebabnya pula ketika Jokowi sebagai  presiden harus menyusun anggota kabinetnya, dia berhati2 dalam memilih menteri2 agar situasi politik tetap terjaga seimbang.

Keseimbangan dalam berbagai hal sangatlah diperlukan ,agar apa yang di-cita2kan bisa tercapai tanpa adanya kegaduhan.

Sepertinya kata keseimbangan mudah dilakukan.Tapi sebenarnya dalam politik tidaklah  mudah. Presiden sebagai politikus harus brilyant dalam memilih dengan cermat, dalam menentukan para menterinya agar tidak terjadi gejolak. Itu sebabnya meski PAN sudah ikut berkoalisi, resuffhle masih belum juga .

oleh : Tek Ko Seng

Komentar