Rekonsiliasi,gimmick,atau dagelan? (4)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Begitulah,meski PDIP dengan 128 kursi di DPR bisa mengusung capresnya sendiri dan maju bertarung tanpa harus berkoalisi dengan partai lain,tapi itu tak akan pernah dilakukannya.Kenapa?,karena kuatir kalah.
Untuk menambah kekuatan,PDIP lalu membuka diri se-luas2nya terhadap partai2 lain yang ingin bergabung. Itulah sebabnya Puan Maharani yang diberi wewenang oleh Mega agar PDIP bisa meraih hattrick, intens berkomunikasi dengan partai2 lain.
Disinilah realistisnya Mega.Meski banyak yang mengatakan bahwa Mega/PDIP adalah partai jumawa, sombong, tapi Mega masih ingin berkomunikasi dengan partai2 lain untuk membentuk koalisi besar.
Selain PDIP, partai besar lainpun seperti Golkar,Gerindera tentu sangat ingin mengusung capres dari partainya sendiri. Golkar mencalonkan Airlangga, Gerindera Prabowo . Akan tetapi karena mereka tak memenuhi presidential treyshold 20%, mereka pun terpaksa harus berkoalisi.
Yang masih belum jelas dan pasti adalah Golkar. Karena Airlangga sudah tak mungkin lagi mencalonkan diri sebagai capres (karena Zulkifli Hasan sudah merapat ke PDIP),maka pilihannya tinggal : bergabung ke Gerindra atau PDIP .
Tapi sejak dulu Golkar selalu memiliki kebiasaan bergabung dengan yang akan jadi pemenang. Sepertinya,kali inipun akan dilakukannya. Bila Golkar juga bergabung ke PDIP,maka sebagai koalisi besar PDIP kekuatannya akan semakin bertambah.
Inilah perbedaan antara PDIP dengan partai2 lain. PDIP adalah satu2nya partai yang bisa maju bertarung tanpa berkoalisi sedangkan partai2 lain harus berkoalisi. Ini membuat PDIP menjadi sandaran bagi partai2 kecil lain,seperti PPP dan PAN.
Tak heran PAN akhirnya merapat ke PDIP, begitu pula PPP dengan menyodorkan Sandiaga Uno sebagai cawapresnya. Bila dihitung,dengan bergabungnya PPP dan PAN kekuatan sudah 191 kursi DPR. Dan bila Golkar pun bergabung, jumlah kekuatan menjadi 276 kursi.Suatu jumlah yang cukup besar untuk bertarung.
Tapi jumlah inipun belum membuat PDIP puas.Komunikasi politik terus dilakukan termasuk dengan demokrat. Ternyata gayung bersambut. Meski kedua partai tsb telah mengalami kebekuan politik selama 20 tahun karena adanya konflik pribadi antara Mega-SBY,tapi akhirnya pertemuan Puan- dengan Ahy pun terjadi.
Menjadi pertanyaan : mengapa PDIP mau berkomunikasi dengan Demokrat?padahal selain koalisi PDIP telah memiliki kekuatan yang cukup besar (276 kursi), Mega - SBY adalah musuh bebuyutan,yang telah mengalami kebekuan politik selama 20 tahun.
Jawabannya sangat jelas : karena selain ingin menambah kekuatan,PDIP tak ingin melihat koalisi perubahannya Anies maju dalam pemilu menang dalam pilpres 2024.
Bahkan lebih dari itu.Dengan berkoalisinya Demokrat ke PDIP, bisa dipastikan koalisi perubahannya Anies tutup buku karena sudah tak memenuhi syarat presidential treyschold 20%,karena ditinggal Demokrat.
Tapi mungkinkah komunikasi PDIP dengan Demokrat itu tulus? Mungkin pulakah pertemuan Puan- Ahy akhir2 merupakan rekonsiliasi politik,ice bereacker? Bukan merupakan gimmick politik atau dagelan?.
Ini politik.Karena politik,kita semua tahu dalam politik : everything can happen
*
Selengkapnya:
Rekonsiliasi Gimmick Atau Dagelan? (1)
Rekonsiliasi Gimmick Atau Dagelan? (2)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar