The end of the day (1)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
The end of the day.
oleh : Yahya Hendiana M.E. (Mbung Eleh)
Bahasa kerennya The end of the day. Atau bahasa sok aksinya last minute. Podo wae . Padahal bahasa gampangnya : dipenghujung hari. Atau di-menit2 terakhir.
Tapi karena kecenderungannya orang selalu ingin sok aksi atau sok keren - termasuk juga penulis yang juga M.E. (baca : Mbung Eleh) - maka istilah seperti ini juga penulis gunakan, seperti yang telah dilakukan oleh para pengamat dalam menganalisis suatu masalah.
Para pengamatlah yang acapkali mengemukakan istilah2 yang sebenarnya sederhana tapi kemudian terkesan keren.
Bahkan istilah bahasa Arab pun seperti samina wa'atona juga acap dilontarkan oleh para pengamat, meski sebenarnya bisa diucapkan dengan kata yang umum dan mudah yaitu : dengar dan patuh.
Tapi itu semua bukan masalah. Hak tiap orang untuk mengucapkan istilah2. Apapun itu,selama ia tidak keluar dari norma2 dan etika dalam berbahasa.
Yang jadi persoalan disini : apa yang dimaksud dengan the end of the day dalam tulisan ini?.Tentang apa? Tentu ini tak terlepas dari masalah politik,terutama yang berkaitan dengan copras-capres, yang kini semakin hangat dan banyak dibicarakan.
*
Kita semua tahu the end of the day para capres/cawapres tinggal 1,5 bulan lagi.
Tapi dari semua koalisi yang sudah resmi menjadi capres yaitu : Anies,Prabowo dan Ganjar,hingga saat ini belum satupun yang memiliki cawapres. Padahal pendaftaran di KPU sudah semakin dekat.
Bahkan dari ketiga koalisi yang ada sekarang ini,boleh dibilang belum ada satupun koalisi yang ajeg, yang stabil. Masih geser sana geser sini,dorong sana dorong sini. Karena itu ada guyonan : sebelum ada janur kuning melengkung, semua masih bisa terjadi. Bisa berubah.
Karena itu pertanyaannya : kenapa mereka masing2 koalisi dan capres masih belum juga resmi berkoalisi dan mendeklair cawapresnya?
Padahal, dalam pemilu yang sudah2...........
The end of the day (1) (2) (3) (4) (5)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar