Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

The end of the day (5)

 The end of the day  (5)

oleh : Yahya Hendiana M.E.(Mbung Eleh).

Dalam situasi seperti ini, tak  ada hujan tak ada angin, entah bagaimana tiba2 saja Golkar dan PAN menggabungkan diri dengan KIR mendukung capres  Prabowo.

Apakah ini arahan dari pak Lurah (baca : presiden Jokowi ) seperti yang telah banyak diisukan? 

Entahlah. Tapi yang jelas Jokowi telah menepis: "sesuai konstitusi, urusan capres adalah urusan partai. Bukan urusan saya. Saya presiden, bukan Lurah", ujarnya dalam pidatonya pada 16 Agustus lalu.

Dengan bergabungnya Golkar dan PAN, kini KIR menjadi koalisi gemuk karena sudah ada 4 partai yang mendukung Prabowo: Gerindera, PKB, Golkar dan PAN. Dengan dukungan dari 4 partai, koalisi KIR telah mengantongi 265 kursi DPR, melebihi dari koalisi Anies yang hanya 163 dan PDIP 147.

Apakah KIR bisa dipastikan solid hingga pendaftaran ke KPU?  Belum tentu juga.

Bergabungnya Golkar dan PAN ke KIR masih dalam tahap awal. Belum ada pembahasan lebih lanjut.

Apalagi dengan adanya ancaman cak Imin yang mengatakan bila cawapres bukan dirinya, PKB akan hengkang dari KIR dan akan bergabung dengan PDIP .

Apakah dengan dukungan ke 4 partai ini Prabowo  akan berhasil memenangkan pertarungan,dan pasti akan  terpilih menjadi presiden?  Belum tentu juga.

Bila koalisi 3 partai saja seperti KPP (Koalisi Pembaharuan Persatuannya) Anies hingga kini masih belum bisa menentukan cawapresnya,karena adanya tarik menarik dari ke 3 partai tsb. Apalagi 4 partai? Karena masing2 partai punya kepentingan sendiri2 yang ber-beda.

Belum lagi dengan masalah power sharring kekuasaan,siapa akan mendapat apa,berapa? Ini masalah rumit yang tak begitu mudah disepakati. Karena itulah umumnya koalisi2 akur diawal, bersepakat, foto bersama sambil bergandengan tangan, tapi tak lama kemudian berpisah.

Yang masih terlihat kalem dan santai capres Ganjar. Tak terlihat belingsatan kesanakemari,joget2, dansa-dansi seperti Prabowo. Ganjar memang tak perlu repot dan susah payah mencari cawapres. Karena di PDIP Mega lah sebagai Ketum yang akan menentukan siapa cawapresnya.

Dari telaah singkat diatas, kita bisa memperoleh konklusi,  dari ke 3 capres : Anies, Prabowo, Ganjar, belum ada yang berani mendeklair cawapresnya, meski pendaftaran di KPU sudah semakin dekat.

Kenapa? Karena mereka sedang saling intip cawapres masing2 koalisi. Mereka semua sangat ber-hati2 memilih, karena salah memilih cawapres beresiko kalah.

Atau, meski mereka masing2 sudah memiliki dan menentukan cawapresnya, tapi tak ingin segera mendeklarasikannya. Semua koalisi sepertinya  akan mulai mendeklarasikan sekaligus  mendaftarkan

ke KPU last minute, pada the end of the day

                                   *

The end of the day  (1(2) (3) (4) (5)

Komentar