Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

The end of the day. (3)

 The end of the day. (3)

oleh : Yahya Hendiana M.E. (Mbung Eleh)

Disinilah kejanggalan terjadi.Bisakah dimengerti bila : satu kaki mendukung pemerintah,tapi satu kakinya lagi oposisi dan melakukan antitesis?

Sepertinya sulit diterima dan dimengerti. Apalagi dengan mengatakan akan melakukan perubahan. Apanya yang akan dirubah? 

IKN,pembangunan2 strategis serta proyek infrastruktur yang sekarang sedang masif dilaksanakan akan dihentikan?

Ini adalah kebijakan strategis Jokowi dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar republik ini dikenal menjadi negara maju didunia. 

Kebijakan ini juga sekaligus merupakan legecy bagi Jokowi setelah ia tak lagi menjadi presiden. Karena itu diharapkan pembangunannya akan terus berlanjut sesuai dengan rool map yang telah ditetapkan meski ia tak lagi menjadi presiden.

Maka, ketika  koalisi perubahan yang antitesis akan melakukan perubahan membuat istana dan presiden Jokowi jadi terhenyak.Bisa dimengerti bila pemerintah tak simpati dengan  berdirinya koalisi tsb.

Karena selain Anies akan melakukan perubahan, rekam jejak Anies pun ketika memenangkan Pilgub DKI di 2017 yang melakukan politik identitas, hampir saja menimbulkan perang saudara. 

Kemungkinan,cara seperti inilah yang akan dilakukan Anies bila kelak maju sebagai capres dan ingin memenangkan pertarungan.Karena itu Jokowi tak ingin bila pengganti dirinya adalah Anies.

Padahal,mungkin dengan bermain di dua kaki Surya Paloh berharap koalisinya akan mendapat dukungan dari partai2 lain yang berada di koalisi pemerintah. Sehingga koalisi perubahan yang merupakan proyek impiannya jadi semakin kuat dan akan memenangkan pemilu 2024.

Disinilah tergelincirnya dan salah perhitungannya  Surya Paloh. Mungkinkah akan ada partai lain  dari koalisi pemerintah yang akan ikut bergabung?

Mengingat,kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi yang kini semakin meningkat serta para Ketum partai yang kini  taken for granted  terhadap Jokowi.

Karena itu taklah mengherankan bila hingga saat ini Anies tak kunjung mendeklair cawapresnya,meski Ahy sudah sangat ngebet ingin menjadi cawapresnya,karena Anies mungkin berhitung : takut kalah bila Ahy cawapresnya. Dan andaikata sudah memiliki cawapres yang cocok dan tepat pun sebagai strategi politik, pengumumannya nanti,the end of the day.

Bagaimana dengan para Ketum dan tokoh2  politik lainnya?................

Padahal, dalam pemilu yang sudah2...........next

The end of the day  (1(2) (3) (4) (5)


Komentar