Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Kampanye : untuk apa?

 Kampanye : untuk apa?

Masih tentang cara berfikir di masyarakat yang under developed.

Seperti juga yang terjadi di negara2 lain, terjadi juga di republik ini.Tidak usah heran karena kita memang terbiasa nyontek - apapun adanya mall, busway,  MRT, musik,busana, dll.

Nyontek.Masih banyak lagi.Terlalu panjang bila disebutkan satu persatu.Sampai kepada keyakinan pun kita nyontek.

Seperti juga di negara2 lain yang menganut sistim demokrasi, biasa setiap akan ada pemilu selalu saja ada kampanye yang dilakukan oleh partai2 dan para calon2nya. Yang orang bilang Pemilu itu adalah pesta demokrasi.

Pesta demokrasi yang sebenarnya hanya membuang-buang biaya dan tidak seharusnya dilakukan karena memang tak begitu banyak manfaatnya.

Bahkan sebenarnya hanya merupakan peluang bagi para koruptor untuk bisa menggasak uang negara (APBN) dengan dalih untuk biaya pemilu.

Pemilu 2019 telah menelan  biaya 25 trilyun yg bersumber dari APBN. Untuk biaya logistik termasuk juga biaya kampanye partai2.

Hasilnya,kita lihat sendiri terjadi polarisasi, bahkan hampir sj terjadi perang saudara,dan sampai sekarang masih tersisa.

Jadi pertanyaannya : untuk apa ada kampanye segala?  

Karena selain rakyat tak  mengerti, kampanye hanya untuk membodohi dan menipu rakyat saja, karena memang cuma sekedar angin sorga yang janji2nya sebagian besar tak pernah jadi kenyataan.

Coba kita telaah sejenak  bagaimana sebenarnya yg telah terjadi selama ini.

Sebuah partai sejak awal, sejak didirikan sudah ada struktur organisasinya. Mulai dari tingkat pusat, (DPP) wilayah,(DPD) dan kabupaten (DPC), sampai ke desa2 (ranting).

Para ketua partai di-masing2 tingkat,melalui tokoh2 masyarakat sejak awal  tentu  sudah melakukan kampanye tentang visi misi partai mereka masing2 kepada konstituennya.

Dengan begitu sudah cukup diketahui oleh masyarakat ttg adanya  partai2 yang sekarang ini.

Karena itu,bila nanti pemilu dilakukan, para calon cukup ditampilkan saja di medsos siapa2 saja yang akan jadi calonnya. 

Cara seperti ini akan sangat mudah sekali diketahui masyarakat karena tiap orang sekarang memiliki hp,dan hemat. Jadi tak perlu banyak berhamburan biaya yang tak karuan,yang jumlahnya sangat besar yang sebenarnya bisa dipergunakan untuk hal lain yang lebih penting ,terutama untuk rakyat miskin

Kampanye pidato yang dilakukan oleh para calon dari setiap partai pun tak perlu dilakukan. Karena itu bullshit semua !! 

Selain rakyat pun tak mengerti tentang visi mereka.Yang jelas, mereka para calon, kepada tim suksesnya masing2 (para tokoh masyarakat)  telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk biaya pemenangan partainya masing2.

Biaya pengeluaran yg sgt besar inilah yg pada akhirnya ketika para calon kemudian menjadi pejabat, baik itu bupati, gubernur maupun menteri, selalu berusaha berpikir untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkannya selain untuk menambah harta kekayaanya.

Faktor inilah sebenarnya yang membuat para tokoh partai yang setelah menjadi pejabat banyak yang berurusan dengan KPK.

Karena memang selain kemaruk utk keinginan memperkaya diri,juga memiliki beban biaya yang harus dikembalikan.*

oleh : Tek Ko Seng

Komentar