Tentang ilusi & impian
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Seorang murid bertanya pada gurunya :
"guru, apakah ilusi itu?". Gurunya menjawab : "ilusi adalah sesuatu yang hanya ada dalam angan2, khayalan"
Apakah cerita tentangt Power Rangers, Ultraman, Superhero itu ilusi? tanya sang murid lagi. Ya, jawab gurunya, kalau sekarang bisa dikatakan masih ilusi. Karena faktanya belum ada,masih dalam khayalan.
Entah nanti suatu saat, kalau ternyata ada dan terjadi, Power Rangers sudah bukan ilusi lagi tapi sudah menjadi fakta.
Kalau fakta artinya? Fakta adalah keadaan atau peristiwa yg merupakan kenyataan,sesuatu yang benar2 terjadi.
Kalau perbedaan fakta dengan data? tanya sang murid lagi. Data adalah sebuah hasil dari pengu- kuran atau pengamatan suatu variabel yg bentuk nya dapat berupa kata2 maupun angka2.
Kalau impian?, muridnya terus bertanya.Tapi sang guru dengan sabarnya menjawab : Impian adalah sesuatu yang diimpikan,yang sangat diinginkan,konkrit ada bentuknya. Beda dgn ilusi yang hanya hayalan dan angan2 tpi tak berbentuk.
*
Meskipun beda2 tipis,ada perbedaan antara impian dan ilusi. Impian punya konotasi positip, goalnya jelas sehingga akan bisa menimbulkan stimulant pendorong, semangat, untuk bisa terwujudnya cita2 yang konkrit. Sedangkan ilusi lebih cenderung ke konotasi negatif, karena belum jelas dan terbukti secara fakta dan data adanya suatu khayalan atau angan2 yang berbentuk.
Karena itu dalam psikologi,impian adalah sesuatu yang sangat bermanfaat untuk bisa terwujudnya cita2 menjadi kenyataan. Seseorang yang bila kelak ingin menjadi sesuatu, harus lebih dulu dimulai dengan memiliki impian. Tanpa impian seseorang akan lembek tak 'kan memiliki semangat yang membara.
*
Secara kronologis terwujudnya suatu cita2 atau impian adalah dimulai dari langkah pertama, yang secara tahap demi tahap dilakukan, dengan tekun dan telaten, sehingga sampai pada suatu titik dan bisa terwujud.
Penjabaran dari suatu impian biasanya dgn cara melakukannya melalui pendidikan formal, seta- hap demi setahap sehing ga sampai ke titik akhir. Bila sudah sampai ke titik ini, orang mengatakan : impiannya sudah terwujud.
Seorang anak yang sedang bermain dokter2an dengan teman2 sebayanya merukan impiannya yang sudah membayangkan kalau pada suatu saat akan menjadi dokter.
Peran dokter yang dilakukannya saat bermain dokter2an at least sudah bisa menunjukkan kalau dirinya seolah2 sudah menjadi dokter.
Tapi untuk bisa menjadi dokter, anak pun harus memiliki pemahaman : melakukan pendidikan formal yang berkelanjutan yang harus dilakukan secara tahap demi tahap.
Bila ini yang terjadi,maka impian bukanlah hanya sekedar khayalan dan angan2 tetapi merupa- kan stimulan untuk bisa terwujudnya suatu cita2.
Berbeda dengan ilusi. Ilusi dikatakan berkonotasi negatif karena goalnya yang tidak jelas dan belum terbukti adanya data2 secara empiris .
Akan tetapi meski data2 empirisnya belum terbukti, ilusi ternyata digandrungi umat manusia,luar biasa banyak yang melakukannya.
Maka pertanyaannya : bermanfaatkah ilusi itu? Diperlukankah ilusi dalam kehidupan manusia?
Jawabannya : sangat diperlukan. Karena bila tak ada ilusi,kehidupan manusia menurut seorang filsuf Jerman Friedrich Nietzsche,1844 akan mengalami chaos.
Ibarat layangan putus, terbang kesana kemari tak tentu arah,karena tak punya pegangan dalam melakoni kehidupannya.
*
oleh : Tek Ko Seng
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar