Bila Malam Bertambah Malam
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Bila malam bertambah malam.
Sebelum tidur,bila malam bertambah malam, saya sering teringat akan para pedagang kaki5 yang jual masakan dipinggir- pinggir jalan disore hari.
Saya membayangkan bagaimana repotnya bila mereka yang baru saja menggelar dagangannya,tiba2 saja hujan turun dengan sangat lebatnya dalam waktu yang cukup lama. Tentu tak akan ada pembeli yang datang menghampiri untuk membeli masakannya.
Boro2 akan ada yang beli. Dalam situasi hujan lebat seperti itu,selain tak akan ada pembeli - karena orang tak keluar rumah - para pedagangpun tentu sangat sibuk menutupi barang dagangannya agar tidak terkena air hujan.Mereka juga beresiko rugi karena masakannya akan terbuang tak laku.
Maklum,keadaan tempat jualan para pedagang kaki5 biasanya sangat sederhana,darurat,karena mereka penuh dengan keterbatasan. Atau,saya juga sering membayangkan para pedagang gerobak dorong (seperti tukang baso,cilok,asinan,dll)yang terus berjalan berkeliling keliling tapi tak ada kepastian pembelinya.
Pada saat bersamaan, saya juga teringat akan para artis seperti Raffi Ahmad,Sule, Atta Halilintar, Uya Kuya, dll yang hidupnya selalu bergelimang harta,penuh kemewahan dengan memamerkan rumah dan mobil2nya yang nilainya sampai milyaran.
Sampai disini dalam hati saya berkata : alangkah paradoksnya kehidupan ini. Disatu sisi orang hidup hanya dengan bermodal cuap2 tak karuan, memiliki harta kekayaan yang luar biasa berlebihan.
Tapi disisi lain sangat banyak orang2 yang hanya ingin memperoleh penghasilan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya se-hari2 yang tak seberapa saja harus bersusah payah membanting tulang dan beresiko mengalami rugi.
Oh,alangkah kejamnya kehidupan ini.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar