Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Bila Malam Bertambah Malam

 Bila malam bertambah malam.

Sebelum tidur,bila malam bertambah malam, saya sering teringat akan  para pedagang kaki5 yang  jual masakan dipinggir- pinggir jalan disore hari.

Saya membayangkan bagaimana repotnya bila mereka yang baru saja menggelar dagangannya,tiba2 saja hujan turun dengan sangat lebatnya  dalam waktu yang cukup lama. Tentu tak akan ada pembeli yang datang menghampiri untuk membeli masakannya.

Boro2 akan ada yang beli. Dalam situasi hujan lebat seperti itu,selain tak akan ada pembeli - karena orang tak keluar rumah - para pedagangpun  tentu sangat sibuk  menutupi barang dagangannya agar tidak  terkena air hujan.Mereka juga beresiko rugi  karena masakannya akan terbuang tak laku.

Maklum,keadaan tempat jualan para pedagang kaki5 biasanya sangat sederhana,darurat,karena mereka penuh dengan  keterbatasan. Atau,saya juga sering membayangkan para pedagang gerobak dorong (seperti tukang baso,cilok,asinan,dll)yang terus berjalan berkeliling keliling tapi tak ada kepastian pembelinya.

Pada saat bersamaan, saya juga teringat akan para artis seperti Raffi Ahmad,Sule, Atta Halilintar, Uya Kuya, dll yang hidupnya selalu bergelimang harta,penuh  kemewahan dengan memamerkan rumah dan mobil2nya yang nilainya sampai milyaran.

Sampai disini dalam hati saya berkata : alangkah paradoksnya kehidupan ini. Disatu sisi  orang hidup hanya dengan bermodal cuap2 tak karuan, memiliki harta kekayaan yang luar biasa berlebihan. 

Tapi disisi lain sangat banyak orang2 yang hanya  ingin memperoleh penghasilan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya se-hari2 yang tak seberapa saja harus bersusah payah  membanting tulang dan beresiko mengalami rugi.

Oh,alangkah kejamnya kehidupan ini.


Komentar