Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Sebuah Pertanyaan

 Ada sebuah pertanyaan. Bila distributor tidak mampu mendistribusikan produknya ke retailer,apa yang harus dilakukan?

Menggantinya dengan distributor lain yang lebih capabel,yang selama ini sudah teruji dan terbukti kemampuannya.Dalam hal ini pemerintah bisa melihat distributor swasta mana yang sudah  terbukti mampu, bisa  mendistribusikan produknya kepara retailer dengan baik. Maka distributor itulah yang harus ditunjuk dan diberi  kepercayaan.

Jelasnya begini.Untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng,semua produsen minyak goreng untuk kebutuhan dalam negeri, yang besarnya sudah ditentukan pemerintah,  wajib menyerahkan minyak goreng tsb ke hanya beberapa distributor saja yang dinilai capabel  untuk mendistribusikanya keseluruh retailer di seluruh Indonesia.

Dengan demikian, pemerintah cq kemendag beserta aparat, akan mudah melakukan kontrol, berkonsentrasi, melakukan pengawasan kepada lembaga tsb berikut mengenakan sanksinya bila terjadi penyimpangan/manipulasi yang dilakukan lembaga tsb.

Tidak seperti sekarang,475 produsen minyak mendistribusikannya masing2, sehingga sulit untuk bisa dikontrol apakah minyak goreng tsb sudah benar2 disalurkan dan sampai ke para retailer atau tidak.

Bila 475 produsen itu menyerahkannya ke hanya beberapa lembaga distributor yang sudah ditunjuk pemerintah, maka pengawasan/kontrol yang dilakukan aparat tidak akan terlalu sulit. Masalahnya, minyak goreng itu bukan tidak ada,  melainkan distribusinya yang macet ke para retailer karena ditimbun.

                 *

Komentar