Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Teka Teki Pertemuan Jokowi & Surya Paloh (1)

 Sepertinya tidak ada isue lain yang paling menarik perhatian dalam dunia politik tanah air pekan ini selain : pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh di istana beberapa hari yang lalu. Sebelumnya Luhut Binsar Panjaitan ditemani Peter F Gonta menemui Surya Paloh ketika Surya masih berada di London. Entah apa yang dibicarakan mereka ketika berada di London. Tak ada yang tahu. Orang lain termasuk pengamat hanya me-nerka2 saja,tapi bagaimana persisnya dan apa yang dibicarakan  hanya mereka bertiga saja yang tahu. Pengamat paling hanya me-ngira2 saja, sesuai dengan pengamatan dan selera mereka dalam menganalisa suatu kejadian.  Sepulangnya ke Indonesia.Surya buru2 dan segera mengumpulkan para kadernya, memberi arahan agar para kader dan para anggota Nasdem mendukung pemerintahan Jokowi hingga 2024.  Tak lama kemudian setibanya di Indonesia, Surya dipanggil Jokowi ke istana. Dan dalam waktu yang bersamaan tim kecil Nasdem yang dipimpin Ahmad Ali juga bertandang ke sekber koal...

Ketika Surya Paloh Mengalami Blunder (4)

Surya Paloh terus tancap gas dan mencoba berkoalisi dengan partai2 oposisi. Selain dengan PKS dan Demokrat,ia pun berharap ada partai lain yang pro pemerintah ikut bergabung agar secara politik kekuatan jadi bertambah. Akan tetapi hingga saat ini tak satupun partai pemerintah yang mau ikut bergabung,meski Surya telah mencoba melakukan pdkt dengan partai2 lain. Dimulai Oktober '22,  empat bulan sudah  Surya Paloh mendeklarasikan Anies, tapi belum juga diperoleh cawapres. Tampaknya Surya  mulai gamang untuk memilih antara Aher dari PKS atau Ahy dari Demokrat. Sebab,selain keduanya memang tak memiliki nilai jual tinggi,masalah maharpun rupanya jadi kendala.  Surya menghadapi simalakama.Bila Ahy yang dipilih sebagai cawapres,PKS akan ngambek dan kemungkinan besar akan mundur dari koalisi. Begitu pula bila Aher yang dipilih Demokrat yang akan lari meninggalkan koalisi dan bergabung dengan partai lain. Dalam situasi seperti itu timbul issue yang sangat keras terutama dari ...

Ketika Surya Paloh Mengalami Blunder (3)

 Tapi tiba2 Nasdem keluar dari relnya dan menjadi out of the box.  Nasdem yang semula seperti juga golkar yang selalu ngintilin pemerintah kini mau nyeleneh, mau coba2 jadi oposisi dan melalui Anies ingin melakukan perubahan.  Perubahan apa? Selama berkampanye Anies tak begitu jelas dengan programnya dan akan melakukan perubahan apa?  Menghentikan IKN serta proyek2 infrastrukturnya yang sedang gencar2nya dilakukan Jokowi. Atau apa?  Hal inilah tampaknya yang tak disukai Jokowi bila Anies kelak jadi presiden. Biaya yang sudah begitu luar biasa besar dikeluarkan oleh pemerintah tampaknya akan mubazir dan akan adanya proyek2 mangkrak bila Anies berkuasa.  Jangankan telah menjadi presiden, ketika masih jadi Mendikbud pun Anies sudah menjalankan programnya sendiri, menyimpang dari kebijakan program yang sudah ditetapkan Jokowi. Yang akhirnya Jokowi mereshufflenya. Singkatnya, program nawacita yang sedang dibangun Jokowi tampaknya akan terhenti, tak berkelanjutan...

Ketika Surya Paloh Mengalami Blunder (2)

 Ini ditandai dengan Surya Paloh memberinya kebebasan pada Anies untuk memilih sendiri cawapres yang disukai dan dianggapnya bisa menang dalam pilpres nanti. Sementara Surya hanya dibelakang layar dan menyerahkan masalah maharnya kepada yang kepingin jadi cawapres. Tentu saja ini akan membuatnya deadlock karena para bandar menilai, selain para cawapres dari kedua partai tsb (Pks dan Demokrat) tak memiliki nilai jual tinggi untuk  berhadapan dengan rivalnya dari kelompok Jokowi. Juga harapan ada nya partai lain dari kelompok pemerintah yang dinantikan bergabung tak kunjung datang. Padahal, bila ada 1 atau 2 partai saja yang bergabung, koalisi perubahan akan lebih kuat.  Tanda lainnya, selain itu, Surya pun masih tetap berteriak kalau Nasdem se-olah2 masih mendukung pemerintahan Jokowi sampai tahun 2024. Ini artinya, bila koalisi perubahan Ini memang deadlock, Nasdem masih koalisinya pemerintah dan akan tetap aman. Dengan tanda2 tsb juga bisa diartikan, selain ingin tampil ...

Ketika Surya Paloh Mengalami Blunder

Seperti Kata peribahasa kuno se-pandai2 tupai melompat se-kali2 ada gawalnya. Peribahasa ini memang ada benarnya dan  berlaku universal.  Tak terkecuali Surya Paloh.  Setelah 3 bulan Nasdem mendeklarasikan Anies, Baswedan menjadi  capres, hingga kini masih belum juga mengumumkan siapa cawapresnya.  Sempat bekoar kalau koalisi perubahan akan dideklair pada hari pahlawan 10 november lalu.  Tapi batal.Apa pasal?  Rupanya belum ada kesepakatan antar sesama partai calon koalisinya tentang siapa yang akan jadi cawapresyna. Penyebabnya sangat jelas :  Pa-keukeuh2. Pks ingin Aher yang jadi cawapresnya, dengan argument Aher sudah 2x jadi gubernur Jabar. Karenanya, bila Anies berpasangan dengan Aher yakin akan menang. Tapi dipihak lain Demokrat juga yakin koalisi perubahan akan menang bila Ahy lah yang jadi cawapresnya. Tapi benarkah hanya itu satu2nya penyebab? Sepertinya tidak. Ada beberapa kemungkinan. Bisa ini hanya sekedar triknya Surya untuk me-ngulur...

Bagaimana Peta Politik Terkini? (5)

Tapi tiba2 timbul event, isue, yang merupakan surprise sekaligus mungkin sebagai bumper bagi pemerintah yaitu adanya utusan berupa pesan dan usulan dari PDIP kepada presiden Jokowi. Tak begitu jelas dan pasti apa isi usulan dari Mega itu. Tapi konon menurut isue yang beredar, atau kabar burung: Mega setelah merenung sekian lama dan memperhatikan peta politik ditanah air kini telah membuat keputusan yaitu : Mega telah legowo dan  batal mengajukan Puan  sebagai capres, dan akan digantikan oleh Ganjar Pranowo yang akan disandingkan dengan Prabowo. Yang tak begitu jelas: apakah Prabowo yang akan jadi capres, Ganjar cawapresnya,atau malah kebalikannya. Dan apakah Prabowo juga legowo bila menjadi cawapresnya Ganjar, juga belum diketahui. Strategi ini dimaksudkan bila Anies berhasil maju menjadi capres beserta cawapresnya (siapapun itu). Akan berhadapan dan bertarung dengan Ganjar - Prabowo. Menurut survei Ganjar dan Prabowo memiliki elektabilitas tinggi. Sehingga bisa diharapkan aka...

Bagaimana Peta Politik Terkini? (4)

Maka yang kita lihat sekarang, betapa simpang siurnya peta politik ditanah air.Terkesan ruwet dan jlimet. Padahal seharusnya sederhana bila hanya ada 2 poros atau 2 pasangan saja.  Semula , menurut hasil survey hanya ada 2 politisi saja yang elektabilitasnya tinggi yaitu Prabowo dan Ganjar. Ini berarti hanya akan ada 2 poros saja yang bertarung dalam pemilu 2024 nanti,keduanya dari partai   koalisi Ind.maju (7partai) Menurut isue,pemerintah hanya menghendaki 2 pasangan saja, karena pemerintahan sekarang menginginkan selain  program yang sedang dilaksanakan  berkelanjutan, biaya pemilu tak membengkak.                 Karena dilain pihak,partai oposisi yaitu Demokrat dan PKS,kedua partai ini tak bisa berkoalisi dan mengusung capres karena tak memenuhi PT 20%. Kecuali bila bergabung ke koalisi Ind.maju. Tapi tiba2 dari  partai koalisi Ind.maju (pemerintah) Nasdem, mendeklarasikan Anies sebagai capres yang kemudian d...

Bagaimana Peta Politik Terkini? (3)

Begitu pula Prabowo meski sudah didukung Gerindra sebagai capres,namun masih belum juga mendeklarasikannya walau terlihat sudah dekat dengan cak Imin. Inipun terlihat jelas bagaimana gamangnya Prabowo bila harus berpasangan dengan cak Imin sebagai cawapresnya, karena elektabilitas cak Imin yang memang rendah. Barangkali,inipun hanya sekedar strategi Prabowo saja agar PKB tak segera lari bergabung ke Nasdem. Tampaknya, Prabowo pun  hanya me-ngulur2 waktu dan ngintip , juga sambil melihat-lihat perkembangan dari partai2 lain. Seperti juga Nasdem ,Gerindra memang tak bisa mencalonkan Prabowo sendirian ,harus membentuk koalisi dengan partai2 lain karena tak mencapai PT 20%. Namun meski sudah dekat dengan cak Imin,  sebenarnya Prabowo tak ingin mendeklarasikannya,karena memang selain elektabilitasnya rendah cak Imin tak punya daya jual yang tinggi. Barangkali sama seperti KIB,itu hanya sekedar trik,sambil menunggu apa yang akan dilakukan oleh partai2 lain.       ...