Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Mengukir Langit Membelah Samudra (1)

Tentu judul tulisan diatas hanyalah sekedar kiasan. Suatu hil yang mustahal. Mana bisa langit diukir,samudera dibelah.

Kiasan tsb hanyalah  sebagai perumpamaan terhadap situasi politik yang sedang terjadi sekarang ini.

Kita mulai saja dengan Koalisi Perubahan (KP) yang digagas oleh Surya Paloh dengan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres sejak 3 Oktober tahun lalu.

Koalisi yang beranggotakan Nasdem, Demokrat dan PKS ini, sudah hampir 7 bulan berjalan ditempat,meski sudah membuat piagam kerjasama, tapi masih belum mendeklarasikan siapa cawapresnya. Koalisi ini macet,karena saling ngototnya PKS dan Demokrat dalam mengajukan kadernya, tak ada yang mau mengalah. Selain adanya  masalah lain : logistik misalnya.

Kedua Koalisi Indonesia Bersatu ( KIB ) yang beranggotakan Golkar,PAN dan PPP. Juga masih belum mendeklarasikan siapa capres dan cawapresnya,meski santer terdengar Airlangga Hartarto lah yang berambisi jadi  capres,tapi belum ada cawapresnya.Sama,terjadi rebutan posisi cawapres,andai Airlangga jadi capresnya.

Berikutnya Koalisi KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) juga sudah santer Prabowo capres, Cak Imin cawapres.Meski sudah membuat piagam, juga belum mendeklarasikannya.Juga serupa : Prabowo ragu akan kemenangan koalisinya,karena elektabilitas cak Imin yang tetap rendah.

Selain PDIP yang terlihat adem ayem, tenang2 saja (meski sebenarnya gelisah). Karena meski bisa mengusung capres dan cawapresnya tanpa berkoalisi,tapi Mega tampak masih ragu dan bingung siapa kader yang harus diusungnya.

Karena itu Mega memilih untuk berdiam diri sambil melihat perkembangan.Tak grasa-grusu dalam menentukan nama capres dan cawapresnya,karena kuatir kalah sehingga PDIP tak bisa mencetak hattrick,seperti yang diidamkannya.

Dalam situasi seperti itu tiba2 muncul koalisi yang menamakan dirinya Koalisi besar. Leburan dari KIB dan KKIR yang beranggotakan 5 partai : Golkar,Gerindera,PKB,PAN dan PPP.

Timbul masalah baru.  Koalisi Perubahan, KIB dan KKIR saja hingga saat ini masih belum bisa mendeklair koalisinya karena masih adanya masalah cawapres yang belum terselesaikan.Apalagi Koalisi besar yang terdiri dari 5 partai tentu akan lebih sulit dan rumit  lagi menentukan capres/ cawapresnya

Karena itu kita bisa mengatakan,koalisi2 yang mereka bentuk dan masih berjalan ditempat itu ibaratnya seperti kata kiasan :

Mengukir Langit Membelah Samudra 

Sebab memang sangat luar biasa sulit permasalahannya,karena masing2 ngotot

kepingin jadi capres/cawapres..................Mengukir Langit Membelah Samudra (2)


Selengkapnya:

Mengukir Langit Membelah Samudra (1)

Mengukir Langit Membelah Samudra (2)


Komentar