Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Sesudah Idul Fitri Berlalu

Hari Raya Idul Fitri telah berlalu. Ummat muslim yang telah menunaikan ibadahnya, yang ditandai dengan berpuasa menahan haus dan lapar  sebulan penuh, telah berakhir dengan perasaan  sukaria dan gembira.

Mereka telah  bergembira menyambut datangnya 1 Syawal Idul Fitri sebagai akhir dari bulan Ramadhan, sekaligus juga merupakan hari kemenangan karena telah usai melaksanakan rukun Islam yang ke 4.

Apakah hanya ummat muslim saja yang melaksanakan hari raya yang bersejarah seperti itu.Tidak. Ummat beragama lain pun melakukan hal yang sama seperti ummat muslim, hanya  saja dengan sebutan dan tata cara yang berbeda sesuai dengan caranya masing2.  Dan dalam waktu yang berbeda.

Bila kaum muslimin merayakannya dengan sebutan   Idul Fitri atau lebih populer dikenal dengan lebaran. Ummat Budha menyebutnya dengan  Waisak. Hindu  nyepi, Kristen Natal, Kong Hu Cu, Imlek  dll, ini menandakan bahwa setiap ummat   memiliki kepercayaan sesuai dengan keyakinanannya masing2.

Apakah agama yang satu lebih baik dari yang lainnya? Sepertinya tidak juga. Tata cara dalam melaksanakan kepercayaan dan keyakinan masing2 memang berbeda. Tapi ini tak bisa diartikan bahwa agama yang satu lebih baik dan lebih unggul dari yang lainnya. 

Yang terjadi, memang disetiap negara kuantitas masing2 agama berbeda dikarenakan latar belakang dan sejarahnya yang juga  berbeda. Sehingga memang tak bisa dipungkiri dan terjadi adanya kelompok mayoritas dan kelompok minoritas.

Apakah ini juga berarti  kelompok mayoritas harus merasa lebih unggul dari kelompok minoritas? Tak seharusnya. Kita sebagai ummat dari salah satu agama juga tak seharusnya mengklaim lebih baik dari agama lain.

Karena bila itu terjadi dan dilakukan,akan timbul perasaan jumawa dikalangan ummat manusia yang hanya disebabkan oleh  adanya perasaan superior.

Yang harus dilakukan adalah setiap agama beserta ummat yang ada direpublik ini,harus seiring berjalan bersama,setujuan untuk bisa mencapai tujuan yaitu suatu negara yang adil dan makmur.

Yang sangat dibutuhkan direpublik ini adalah : setiap agama - apapun itu - harus memiliki rasa  sense of belonging terhadap bangsa dan negaranya. Dengan demikian akan timbul rasa persatuan dan kesatuan. 

Rasa persatuan dan kesatuan itulah yang harus dimiliki oleh kelima ummat beragama yang berada direpublik ini,agar bisa berjalan bersama untuk menata negara R.I. menjadi lebih maju lagi.

Hanya dengan adanya rasa persatuan dan kesatuan yang kuat dan kokoh diharapkan republik ini akan bisa tampil dikancah internasional dan bersaing, sejajar dengan negara lain yang sudah maju. Semoga.

*

Komentar