Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Mengukir Langit Membelah Samudra (2)

Lantas apa dan bagaimana selanjutnya kemungkinan yang akan terjadi?

Kemungkinannya,baik Koalisi Perubahan, KIB ,KKIR maupun Koalisi besar akan pecah dalam bentuk sempalan bahkan mungkin bisa ber-keping2.

Misalnya KIB, Bisa saja Airlangga jadi capres,cawapresnya Zulkifli Hasan dan Zul akan mengalah karena Golkar kursinya di DPR 88,PAN hanya 44. Kedua partai itu bila berkoalisi sudah bisa mengusung capres/cawapres karena jumlah kursinya 132. Melebihi PT 20%.  Bahwa elektabilitas keduanya rendah,itu soal lain.

Lalu KKIR, Prabowo bisa jadi capres dan cak Imin cawapresnya karena total kursi di DPR 136. Juga lolos dari PT. Tapi apakah Prabowo mau? Kalau mau cawapresnya cak Imin dari dulu tentu sudah deklarasi.

Bagaimana dengan PDIP? Ini cerdiknya Mega. Menunggu jaga muntah.PPP yang kecewa tak bisa jadi cawapres di KIB yang kini didatangi Sandiaga Uno kemungkinan besar PPP akan bergabung ke PDIP.

Oleh Mega, karena Sandiaga dokunya tebel ,juga cukup populer,mungkin akan  dijadikan  sebagai cawapres disandingkan dengan Ganjar Pranowo yang elektabilitasnya tinggi. 

Mega sepertinya realistis,akan menunda Puan sebagai capres,agar bisa memperoleh hattrick. Kedua partai tsb PDIP,PPP total kursinya 147. Lumayan tinggi.

Belum lagi bila cak Imin kecewa bila Prabowo ternyata memilih Erick Tochir sebagai cawapresnya,yang juga karena dokunya tebel. Cak Imin yang kecewa juga akan bergabung dengan PDIP ,sehingga total suara koalisi PDIP+PPP+PKB : 205 kursi.

Sementara Prabowo setelah ditinggal cak Imin akan merekrut Nasdem menjadi anggota koalisinya. Dengan demikian total kursi koalisi Gerindera dan Nasdem  ada 137.

Dengan pecahnya setiap koalisi,maka yang akan terjadi adalah all president man  dan ada 3 poros yang akan bertarung yaitu : Prabowo, Airlangga dan Ganjar.

Bila ini terjadi,bagaimana  dengan nasib PKS dan Demokrat setelah ditinggal Nasdem?  Mereka berdua, PKS dan Demokrat tak bisa mengusung capres karena total suaranya di Dpr  hanya 104.

Soal itu saya tidak tahu.*

Selengkapnya:

Mengukir Langit Membelah Samudra (1)

Mengukir Langit Membelah Samudra (2)


Komentar