Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Bukan Drama Korea

Beberapa hari lalu, kita disuguhi drama sbb :

7 partai politik diundang presiden Jokowi ke istana merdeka Jakarta.

Hadir ke 7 ketum beserta sekjen partai masing2 yaitu : Megawati, Prabowo, Surya Paloh, Muhaimin Iskandar, Suharso Manoarfa, Airlangga Hartarto dan sahabat baru dari partai PAN, Zulkifli Hasan.

Yang dibicarakan sepertinya macam-macam. Dan tak tertutup kemungkinkan membicarakan lain2 seperti : amandemen UUD, capres/cawapres 2024, residu Taliban di Indo. masalah reshuffle kabinet, masa jabatan presiden 3 periode.dll.

Tapi yang jelas yang dipublish hanya masalah covid 19. Mungkin yg lain2 masih dianggap confidential dan masih off the record.

Yang menarik dari pertemuan itu,setelah  pres.Jokowi memaparkan progres tentang covid,satu persatu para ketum pun tampil menyatakan pendapatnya.

Tapi sangat lebih menarik lagi: tak satupun dari ke 7 ketum tersebut yang dalam sambutan pidato singkatnya yang tak memuji-muji keberhasilan kepemimpinan Jokowi dalam mengatasi pandemi covid 19.

Mereka semuanya sangat memuji kebijakan pemerintah dibawah kepemimnan Jokowi dlm mengatasi pandemi corona ini.

Terutama Prabowo yang tak malu-malu memuji-muji Jokowi dengan mengatakan agar Jokowi tak menghiraukan opini-opini yang memperkeruh keadaan.

"Kita sudah berada di jalan yang benar,jadi kita tak usah menghiraukan orang2 yg akan mengeruhkan situasi", ucapnya sembari berkata :

"Saya hormat pada bapak Kepemimpinan bapak sudah sangat efektif".ujar nya menambahkan.

Padahal kita semua tahu dan masih ingat, betapa hebat dan dahsyatnya kata-kata Prabowo dalam kampanye yang ditujukan ke Jokowi ketika dalam kampanye capres 2019.

Itulah politik. Karena itu sangatlah mengherankan bila ada yang fanatik me-muji2 tokohnya, sehingga sampai terjadi polarisasi. 

Sesama teman dan sesama saudara kala itu dimusim kampanye bisa saling bermusuhan hanya karena perbedaan tokoh yang dipujanya. Aneh bin heran

Tapi yang lebih menarik dan lebih  penting   lagi adalah : dengan bergabungnya PAN dan terhimpunnya koalisi 7 partai tsb.  Hanya tinggal menambah 3 suara saja dari DPD,maka amandemen apapun yg akan dilakukan tak akan ada masalah, bisa dengan mudah. Hanya dengan, dan tinggal menjentikkan jari saja amandemen sudah bisa dilakukan,termasuk masa jabatan presiden 3 periode.

Inilah drama yg sangat menarik yg baru kita lihat selama ini. Apakah drama ini sama menariknya dgn drama  Korea yang  di TV?

Bisa jadi. Tapi yg pasti ini bukan drama Korea melainkan drama yang  terjadi di Republik Indo.

oleh : Tek Ko Seng


Komentar