Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Kode Etik Versus Fakta

Masalah pemecatan oleh   IDI (Ikatan Dokter Indonesia) terhadap Dr.Terawan semakin meluas,dan melebar. Telah menjadi bola liar. Pasalnya,Dr.Terawan sebagai seorang dokter yang juga anggota IDI dianggap nyeleneh , telah abai,dan melanggar kode etik kedokteran.

Sementara Dr.Terawan seolah tampak cuek, tenang2 saja terhadap  apa yang diinginkan  IDI yang mewajibkan agar  Dr.Terawan mempatuhi  kode etik kedokteran.

Seperti penemuan vaksin Nusantara dan  terapi  cuci otak yang dikenal dengan istilah Digital Substraction Angiography (DSA),yang telah dipraktekan dan disebarluaskan penggunaannya. Sementara teori tsb  belum melewati uji klinis secara medis.

Pemecatan Dr.Terawan kontan membuat anggota DPR berang dan menyarankan agar pemecatan itu dibatalkan. Bahkan ada pula yang mengusulkan berbalik : IDI lah yang harus dibubarkan karena dianggap telah arogan.

                  *

Seperti diketahui terapi  cuci otak Dr.Terawan yang diterapkan kepada para pasien yang terkena stroke seperti : Aburizal Bakrie,Mahfud MD, A.M.Hendropriyono,dan banyak lagi pejabat lain adalah merupakan saksi hidup sekaligus testimoni dari mereka terhadap terapi DSAnya Dr.Terawan.

Dari sekian banyak pasien yang ditanganinya belum terdengar keluhan dan komplain dari para pasien yang telah diterapi nya. Bahkan sebaliknya rata2 mereka,pasien yang telah ditanganinya menyatakan kekagumannya dan me-muji2 kemampuan Dr.Terawan karena mereka telah lolos dari maut dan sembuh dari penyakit yang dideritanya

Meski banyak testimoni yang telah dikemukakan pasien2nya,IDI kukuh dengan pendiriannya :

Dr.Terawan harus dikenakan sanksi berat berupa pemecatan dari keanggotaan IDI, karena telah melanggar kode etik kedokteran. Walaupun  telah berhasil menyelamatkan sekian banyak pasien yang telah mengancam jiwanya.

Apa arti kejadian ini?. Artinya, telah terjadi ambiguitas  antara dunia akademik dengan realitas

Dengan kata lain, kita juga bisa mengatakan : masalah Dr.Terawan adalah masalah kode etik kedokteran versus fakta.

                   *

Komentar