Tradisi = Harga Mati?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ketika pemerintah mengumumkan lebaran tahun ini yang mudik 85 juta orang, saya jadi ingat dan ingin meniru ucapan Indra Kenz yang kini ditahan karena kasus Binopo : wah..banyak bangeeet !!
Saya pun membayangkan betapa akan hiruk pikuk dan macetnya lalu lintas nanti dijalan raya, karena saking banyaknya orang mudik, baik yang akan menggunakan kendaraan pribadi maupun umum.
Ternyata, baru H -5 pun kemacetan sudah terjadi terutama kendaraan yang akan ke pelabuhan Merak dan Gilimanuk. Kendaraan macet total , mengular sampai 10 km.
*
Kemarin saya lihat di tv. Tol Jakarta - Cikampek ketika diberlakukan contra flow, ruas jalan yang arah menuju Bandung didemo, diblokir oleh para pengguna jalan.
Karena kendaraan yang arah ke Bandung lancar, sedangkan yang.menuju Jakarta macet total sampai ber-jam2. Sementara para petugas dijalan tol tak berdaya mengatasinya.
Ini terjadi mungkin tak seimbangnya jeda waktu. Terlalu lama jeda waktu tunggu yang diberikan terhadap pengguna yang menuju arah ke Jakarta. Mereka ngamuk karena banyak yang akan naik pesawat dari bandara Sukarno-Hatta terlambat dan tiketnya pun hangus.
Namun apapun yang terjadi tampaknya petugas di jalan tol tak siap mengatasinya, karena jumlah petugas yang hanya sedikit sehingga tak seimbang dengan banyaknya kendaraan dijalan tol.
Ini baru H-4 apalagi nanti setelah puncaknya, H-1.
Itu dari sisi kesiapan petugas pemerintah yang tak bisa mengatasi situasi yang terjadi meski memang sudah bisa diperkirakan sebelumnya apa yang akan terjadi.
Dari sisi masyarakat pengguna juga sami. Tak memperhitungkan bagaimana situasi dan kondisi yang akan terjadi bila 85 juta orang mudik dalam waktu yang hampir bersamaan hanya karena kangen ingin berkumpul dengan keluarga.
Karena itu sangat bisa dimengerti, dipahami : disatu sisi petugas dan infrastruktur masih terbatas (meski jalan tol sudah dimana-mana).
Tapi disisi lain tradisi yang sudah melekat dan sudah mendarah daging, merupakan warisan dari nenek moyang puluhan tahun lalu,tampaknya tak bisa di-utik2 lagi meski situasi dan kondisi yang terjadi sekarang sudah berbeda.Sangat berbeda.
Apalagi setelah 2 tahun tak bisa mudik karena pandemi. Maka mudik tahun ini merupakan efeuria yang sangat tak terhingga. Ibarat kuda leupas ti gedogan (ibarat kuda lepas dari kandangnya) kalau kata peribahasa orang Sunda.
Dengan demikian bisa dikatakan : bila NKRI harga mati, tampaknya tradisi pun demikian.*
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar