Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Berkoalisi = berkuasa?

Politik adalah seni untuk mencapai kemungkinan yang lebih baik.(mantan perdana menteri Jerman Otto Van Bismarck)

                  *

Tujuan orang berpolitik sangat jelas : untuk  bisa mencapai kekuasaan. Karena,setelah berkuasa orang akan bisa melaksanakan apa yang diinginkannya,dicita2kan nya, tujuannya.

Sebab,tanpa kekuasaan tidak mungkin orang akan bisa mewujudkan cita2nya. Karena tak punya kekuatan. Meski punya niat yang luhur :  ingin mewujudkan negara yang adil, aman, tentram, damai, sejahtera. Sekalipun.

Dengan kata lain, terciptanya suatu negara yang adil, makmur, gemah ripah loh jinawi, dan titi  tentrem kertoraharjo,hanya  bisa diciptakan oleh yang berkuasa. Yang belum berkuasa pasti tidak, karena tak memiliki  kekuatan.

Meski begitu,kekuasaan juga bisa menimbulkan 2 hal : bisa memperbaiki keadaan menjadi lebih baik.Atau malah merusak memperburuk keadaan.

Jerman dibawah Hitler dengan Nazi dan paham fasismenya, dengan otoritas penuh, dia bisa melaksa nakan cita2nya, menguasai Eropah,karena  memiliki otoritas kekuasaan  mutlak.Terlepas menjadi lebih baik,atau merusak.

Hanya dengan kekuasaan yang mutlak, tujuan seperti itu bisa tercapai. Dengan cara itulah orang akan bisa memaksakan kehendaknya. Tanpa kekuasaan mutlak  :  no way.

Barangkali itu sebabnya pemerintahan Jokowi terus menerus menghimpun kekuatan,dengan mksud agar program2 yang dicanangkannya bisa berjalan dgn baik tanpa kendala.

Itu sebabnya pula selain kepada PAN, Jokowi pun (seperti yang diakui SBY) pernah pula mengajaknya agar Demokrat ikut serta berkoalisi dgn pemerintah.

Karena Jokowi berpendapat republik ini bisa maju, tampil di kancah internasional bila dilakukan secara gotong-royong.Koreksi memang  diperlukan,tapi tanpa harus jadi oposisi.

Tapi apakah betul bila semua partai berkoalisi, bergotong royong tujuan yang luhur bisa tercapai?

Karena,meski pemerintahan Jokowi telah berkuasa,tapi belum mutlak, (meski sudah mencapai 82%). Karena berkoalisi dengan partai2 lain  itu sangat rentan sekali akan terjadinya perpecahan.

Karena itu pertanyaannya : meski sudah berkuasa,tapi masih berkoalisi, bisakah dengan kekuasaan seperti itu akn bisa melaksanakan program2nya dengan baik dan lancar?

Jawabannya bisa 2 hal : tidak, karena berkoalisi sangat rentan terjadinya pecah  kongsi,seperti yang telah dialami SBY.  Bisa ,tetapi dengan syarat,kekuasaan harus mutlak,tidak setengah2. 

Seperti telah dikatakan  Prabowo kepada bawa hannya setelah jadi menhan dan Sandiaga Uno jadi menteri : "Kekuasaan kita belum mutlak karena masih setengah2".

Ini artinya, karena belum mutlak,masih setengah2, Prabowo masih belum bisa memaksakan kehendaknya untuk bisa mencapai tujuannya, cita2nya.

Agaknya, apa yang telah dikatakan Prabowo benar. Karena selain itu adalah kenyataan, kata2 itu diu - capkan oleh seorang politikus yang memang telah menyadari keadaanya

                  *

Presiden Jokowi dalam pidatonya pernah mengucapkan : kita harus  benci pada produk2 asing.

Kata2 itu diucapkan dengan  maksud agar masyarakat kita lebih membeli produk dari dalam negeri sendiri ketimbang produk2 luar negeri. Tujuannya tentu saja utk melindungi para UMKM kita agar keadaannya jadi  lebih baik lagi.

Meski ucapan kata benci yang dilontarkan Jokowi berniat baik  ternyata dianggap salah, dan telah menimbulkan reaksi dan kritik dari masyarakat. Padahal sebelumnya,terutama ketika pilpres 2019

Jokowi pernah dikritik habis2an dengan kata2 antek asing dan aseng karena kebijakan ekonominya dengan luar negeri seperti dengan China.

Dengan kenyataan ini,kita bisa menyimpulkan : apapun yg dicetuskan oleh seorang presiden karena  belum berkuasa mutlak orang bisa bicara apa saja  seenaknya untuk  mengeritik presidennya.

Karena belum adanya 1 bahasa dalam berjuang. Berbeda dengan bung Karno dalam setiap pidatonya selalu disambut dengan tepuk tangan yang gemuruh

Apapun yang dikatakannya selalu jadi slogan nasional. Dengan demikian jelas sekali : hanya dengan  berkuasa penuh penguasa bisa melaksanakn programnya cita2nya, tujuannya.

Bila belum,sangat sulit sekalipun tujuannya untuk mensejahterakan rakyat.*

oleh : Tek Ko Seng

Komentar