Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Karena kebodohan

Saya kaget juga ketika secara tiba2 cucu saya bertanya : "Ki,sebenernya yang paling penting dalam hidup ini apa?".

Masya Allah,kata saya dalam hati. Anak baru kelas 2 SD pertanyaanya sudah kayak gitu. 

Tapi sebagai orang tua,sebagai kakeknya, saya harus menjawab dan tak boleh membiarkannya, karena secara psikologi itu tidak baik. Diam,tidak memberi jawaban, itu sama saja dengan  tak melakukan edukasi terhadap anak. 

Dan karena dia masih kanak2 masih dalam masa belajar,  saya pun harus menjawabnya sesuai dengan kemampuan nalarnya, tapi dari segi pendidikan punya nilai yang positip.

"Yang paling penting dalam hidup ini belajar",kata saya mencoba menjelaskan.

"Belajar apa Ki",tanyanya lagi. "Ya belajar macam2, banyak yg mesti dipelajari dalam hidup ini , kata saya lagi.

Saya kemudian cerita agak panjang tentang belajar. Saya katakan,pertama kali sejak kita lahir dulu,kita tidak bisa apa2 selain,tidur dan menangis

Makan,minum,jalan,ngomong saja kita harus belajar. Tidak otomatis bisa sendiri. Apalagi kalau sudah sekolah : membaca,berhitung,menulis,semua itu kita harus belajar.

"Kalau ga mau belajar, nanti bodo ya Ki?", tanyanya lagi.

"Iya.makanya banyak orang yang bodoh hanya karena tidak mau belajar.

Dan kebodohan mengandung resiko", kata saya. 

"Resikonya apa Ki?",

"Miskin !! Karena bodoh akan miskin",kata saya.

Setelah saya katakan begitu, dia lalu pergi bermain meninggalkan saya

                    *

Tertinggalnya bangsa kita dari negara2 lain di Asia adalah karena kebodohan kita sendiri,bukan karena takdir, kehendak Tuhan.

Ketika Hiroshima, di bom atom oleh sekutunya Amerika,hingga rata dan yang terlihat hanyalah puing2,tapi mereka yg tersisa berusaha bangkit lagi dan sekarang menjadi negara maju,karena mereka memang pintar2 dan berilmu

Begitu pula Vietnam, ketika terjadi perang abadi antara komunis dan kapitalis,negaranya hancur2an tapi sekarang sebagai negara komunis lebih maju dari Indonesia.

Kenapa? Karena mereka pintar. Mereka belajar dari pengalaman pahit yang telah mereka alami, sehingga mereka sekarang lebih maju dari kita.

Sementara masyarakat kita,terutama para politisinya selalu saja tak henti2nya berkelahi, memperebutkan sesuatu yang nil-nol, (baca : nihil,nol)

Seharusnya dijajah 350 th oleh Belanda,itu merupa kan pengalaman pahit,seperti Jepang,dan Vietnam kita seharusnya bangkit dan maju. Tapi ini tidak.

Mereka malah gontok2an terhadap sesama saudara sebangsa dan setanah air. Hanya karena hal yang sebenarnya sudah tak perlu dipermasalahkan lagi :

falsafah negara. Itu saja selalu yang diributkan dari sejak awal kemerdekaan.

Memang, hal itu sejak dulu pun,76 th yang lalu pun secara politik sudah dipermasalahkan, tapi sudah deal , sudah clear  yaitu  azas kita bernegara Pancasila.

Sekarang sesudah 76 th kemudian,sebagai negara yang berdaulat seharusnya sudah maju ketimbang Jepang dan Vietnam,karena kita memiliki sumber kekayaan alam yang berlimpah, sedangkan mereka tidak.

Sekali lagi karena kebodohan,(terus menerus berkelahi sesama saudara dan sebangsa), kita akhirnya jadi negara tertinggal di Asia, yang seharusnya tak  perlu terjadi dan kita bisa lebih kaya dari mereka.

                 *

oleh : Tek Ko Seng

Komentar