Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Enak dibaca dan perlu

Pernah timbul pertanyaan dalam hati :  kenapa ya  sepertinya sekarang orang2  tak berminat lagi  membaca media cetak?

Beberapa agen koran mengatakan, oplag koran dan majalah sekarang turun drastis, tinggal 30%  karena sepi pembeli. 

Kenyataan ini sangat memprihatinkan, sekaligus juga menghawatirkan Kasian,bila bangkrut,mereka harus cari usaha lain.

Padahal,mereka termasuk yang berjasa juga karena telah menyediakan koran dan majalah, yang dalam bacaan itu isinya banyak tentang  pengetahuan.

Apakah masalah itu terjadi karena perkembangan teknologi,sehingga orang sekarang lebih senang melihat yang visual dan virtual ketimbang membaca? Karena katanya membaca itu sangat melelahkan.

Saya pikir tidak sepenuhnya begitu. Melakukan kegiatan visual dan virtual pun bila terlalu lama juga sama : akan melelahkan.

Bahkan menurut saya membaca buku malah bisa lebih santai, karena kapan saja kita akan mulai dan berhenti membaca, bebas sangat tergantung keinginan kita

Berbeda dengan membuka YouTube misalnya. Kita tak akan berhenti melihat dan mendengarkan sebelum durasinya berakhir, bila kita ingin tahu tentang yang dibicarakan dengan lengkap.

Memang ada perbedaan antara orang2 asing dengan kita.Orang asing bila sedang menunggu kereta biasanya sambil membaca buku.

Orang kita, kalau tidak ngemil, ya ngobrol. Beda.

Asumsi saya, orang jadi malas membaca karena bila terlalu lama membaca  akan melelahkan. Selain itu, rasa ingin tahu yang rendah, kalau tidak mau dikatakan acuh,cuek Kira2 begitu penyebabnya.

Juga bisa disebabkan oleh  kalimat yang berbelit2, yang susah dicerna dan dimengerti, sehingga membuat orang jadi malas membacanya lebih lama. Inilah sebenarnya pokok permasalahan. Karena itu dalam dunia jurnalistik ada istilah yang namanya  rewrite.

Rewrite adalah menulis kembali apa yang sudah ada di media cetak, surat kabar, majalah atau buku

Dengan gaya bahasa sendiri yang sederhana, populer, tidak berbelit2  sehingga mudah dicerna. Dengan tujuan agar tak melelahkan membacanya

Tapi rewrite bukan copy paste. Karena copy paste adalah plagiat , menjiplak.

Rewrite  adalah menulis kembali dengan gaya bahasa sendiri  tanpa menyimpang dari isi yang aselinya,dengan menyebutkan sumbernya tentu saja.

Tujuannya,agar tulisan jadi lebih sederhana,ringkas ,mudah dimengerti. 

Karena kalau baca yang aselinya, selain panjang dan ruwet, yang baca jadi pusing. Apalagi bila kita membaca buku2 filsafat, terjemahan,lebih pusing lagi karena sangat ruwet .

Rewrite adalah semacam resume meski bukan itu.

Jadi kuncinya bila kita ingin membaca : baca dulu 1- 2 halaman. Bila ternyata dibacanya enak, bahasanya tak berbelit2 baru lanjut membacanya.

Saya pikir alangkah sangat bermanfaatnya bila banyak orang yang ingin menjadi rewriter sebagai profesi.Sehingga buku apapun dibacanya bisa mudah dicerna dan tak melelahkan bila di rewrite.

Dengan adanya buku2 yang telah di rewrite, orang mungkin akan menjadi  habit  lagi membaca karena merasa tulisan itu  memang :  enak dibaca dan perlu.

                 *

oleh : Tek Ko Seng

Komentar