Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Masyarakat Yang "Sakit" (3)

 Masyarakat yang "sakit".    (3) Ini terbukti bila ada kebijakan pemerintah yang tak berkenan di hati rakyat, mereka tidak serta merta mendatangi DPR dan mengadukan permasalahannya.  Akan tetapi rakyat malah ber-bondong2 demo turun kejalan sehingga jalan menjadi macet dan lalu lintas pun terganggu. Masyarakat umumpun merasa miris dengan adanya demo, apalagi secara besar2an, karena kuatir terjadi kerusuhan dan timbulnya anarkis sehingga selain merusak tempat, kantor2 dan lembaga2 pemerintah yang vital juga kuatir akan timbulnya korban. Maklum,demo besar2an akan sangat rawan dan mudah sekali ditunggangi oleh pihak lain yang mencari keuntungan. Seharusnya bila ada kebijakan pemerintah yang tak berkenan,para demonstran harus datang ke DPR dengan damai, menyampaikan aspirasi dan meminta solusinya. Bila para wakil rakyat itu ternyata tetap cuek dan  dableg ,tak peduli akan tuntutan rakyatnya, partai harus bahkan wajib merecallnya,karena tak pantas sebagai wakil rakyat...

Masyarakat Yang "Sakit" (2)

Masyarakat yang "sakit".       (2) Partai jelas sangat dominan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya partai tak mungkin akan ada pemerintahan.  Karena yang akan  terjadi malah bisa menimbulkan chaos karena bagaimana caranya memilih dan menunjuk orang menjadi pejabat disuatu pemerintahan. Seperti memilih wakil rakyat, memilih menteri,gubernur bupati dll. Siapa memilih siapa dan bagaimana caranya? Itulah tugas partai dan itulah antara lain fungsi dan manfaatnya partai. Karena itu partai jelas sangatlah dominan dalam suatu negara. Bila tak ada partai orang akan berserakan di-mana2, dalam jumlah yang sangat banyak tapi tak tentu arah dan tujuannya. Dengan adanya partai terjadi sistimatika cara untuk memilih para pejabat, sehingga terbentuklah suatu pemerintahan disuatu negara. Tapi sayangnya, direpublik ini yang terjadi tidaklah seperti itu. Partai yang sebenarnya memiliki fungsi dan manfaat yang amat sangat penting untuk berjalannya suatu pemer...

Masyarakat Yang "Sakit" (1)

  Meski agak lama  tak men-share tulisan,tapi tiap hari saya menulis. Hanya saja, selain menulis sebagai pengisi waktu dan olah pikir, tulisan saya simpan, sebagai stock untuk dijadikan sebuah buku, sebagai kenang2an saya untuk anak cucu. Saya tak mensharenya, karena sangat setuju akan nasihat teman : tidak usah terlalu sering mengirim tulisan karena keadaan sudah berubah : generasi milineal tak lagi habit membaca. Cukup banyak saya menulis dalam bentuk analisa dan telaah sesuai dengan isue2 yang sedang berkembang. Seperti isue tentang Fadel Muhammad yang usul kepada Jokowi agar dicopot sebagai Menkeu, tapi sekarang kempes, tak ada beritanya lagi. Tentang ucapan Kasad Dudung Abdurachman yang mengatakan Allah bukan orang Arab. Bahar Smith yang baru saja keluar dari penjara lalu berceloteh lagi,dll. Tapi itu saya tulis untuk kalangan sendiri,karena beresiko bila diekspose.                     * Judul tulisan ini memang agak bomba...

DULU dan SEKARANG (4)

 Sistim yang dianut pemerintah pun turut serta dan memberi andil dalam pembentukan karakter, akhlak dan moral bangsa. Republik ini menganut sistim demokrasi dan filsafat Pancasila. Namun demokrasi yang kita anut adalah demokrasi  hasil nyontek dari negara lain, demokrasi liberal. Bukan demokrasi ciptaan bangsa sendiri yang berazaskan Pancasila. Seharusnya,bila filsafatnya Pancasila, demokrasinya pun harus demokrasi Pancasila. Bukan demokrasi liberal, meski faktanya memang Pancasila yang kita anut pun nyatanya masih merupakan angan2, harapan dan tujuan.  Belum terlihat jelas pengejawantahan dan implementasinya. Maka bisa dimengerti bila sikap,perilaku dan tingkah laku masyarakatpun akhirnya mencerminkan sikap liberalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Manusia menjadi merasa bebas se-bebas2nya menyatakan pendapatnya tanpa ada rasa sungkan, tata-titi, unggah-ungguh dan sopan santun serta melewati batas2 kesopanan budaya kita sebagai orang timur. Dengan dalih demokr...

DULU dan SEKARANG (3)

 Evolusi bisa terjadi diberbagai bidang sehingga situasi menjadi complicated dan rumit. Ini hal yang lumrah dan logis.Evolusi membawa dampak sosial budaya itu juga mudah dimengerti. Seperti telah diutarakan diatas,dengan dihapusnya pelajaran budi pekerti disekolah, telah membawa dampak dan  perubahan dibidang budi pekerti dan perilaku. Saya pernah lihat di TV Fachry Hamzah di-maki2 oleh almarhum A.M.Fatwa gara2 mengatakan presiden Jokowi sinting. "Saya ini orang tua umurmu hanya setengah umur saya. Sekali lagi saudara mengatakan sinting pada saya, akan saya tindak.", kata Fatwa dengan penuh emosi. Tak cuma itu,saya juga melihat bagaimana Arteria Dahlan dari fraksi PDIP menunjuk2 Prof. Emil Salim dalam acara talk show ketika mereka berdebat dan berselisih paham soal ekonomi. Hemat saya,andaikan baik Jokowi maupun Emil Salim, tak berkenan dimata mereka apakah itu mengenai kebijakan pemerintah dibidang ekonomi maupun kepemimpinan Jokowi sebagai presiden,tak sepatutnya sebagai or...

DULU dan SEKARANG (2)

 Bisa dipastikan,ketentuan hukum yang berlaku pun berdasarkan pemikiran apa yang sedang terjadi kala itu. Ini bisa dimengerti karena  pendapat, pemikiran,wawasan dan ketentuan2 yang berlaku, yang  diberlakukan pada waktu itu tentu sesuai dan disesuaikan dengan keadaan sosial budaya yang sedang terjadi pada saat itu.  Sekarang, setelah sekian puluh,ratus atau ribu tahun yang lalu, kondisi sosial kemasyarakatan sudah  berubah,yang disebabkan oleh perubahan masyarakat itu sendiri,sesuai dengan perkembangan jaman. Maka,sangatlah naif bila kita keukeuh  dan harus  mempertahankan secara at all cost, apa yang telah terjadi yang berlaku dulu pada beberapa ratus atau ribu tahun yang lalu hingga sekarang. Sementara kondisi serta situasi sosial dimasyarakat sekarang sudah jauh berbeda dan berubah banyak dibanding dengan dulu. Ini bisa terjadi karena manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan berpikirnya itulah kemudian terjadi evolusi diberbagai bidan...

DULU dan SEKARANG (1)

Seorang teman baru2 ini mengingatkan. Katanya, saya jangan terlalu sering menulis karena sekarang jamannya sudah lain. Orang sekarang, terutama anak2 muda dibawah generasi kita menurutnya tidak lagi suka membaca.Mereka lebih sering dan senang liat yang audio dan visual di YouTube dan tiktok ketimbang tulisan. "Kita dulu bisa setengah hari  terbenam diperpustakaan kantor, sebagai persiapan mengumpulkan data2 tentang nara sumber untuk suatu wawancara. Tapi anak sekarang? boro2", tanyanya. Saya membenarkan apa yang dikatakannya,dan sangat setuju akan pendapatnya.Karena memang begitulah keadaannya sekarang. Mendengar penjelasannya saya lalu teringat seorang teman yang dulu,40 tahun yang lalu, pernah sama2 meliput dan hunting mencari berita. Terkenang kembali dalam ingatan saya bagaimana suka dukanya kita hunting bersama mencari informasi untuk bisa menulis jadi suatu berita. Kita bisa menunggu sampai ber-jam2 hanya untuk bisa bertemu dan diterima oleh nara sumber. Saya masih inga...

Ambigu

Meski jarang kita dengar tapi istilah atau  kata2 yang ambigu sering digunakan dalam suatu debat atau diskusi. Pengertian kata ambigu adalah : bias, sesuatu yang tidak jelas dan bermakna ganda, sehingga bisa diartikan atau ditafsirkan macam2.  Kata2 yang bernada ambigu biasanya digunakan oleh orang2 politik,karena selain debat dan diskusi itu  memang ranahnya para politikus,mereka juga sangat senang sekali dan habit  bermain dengan kata2  bias,yang  "abu2" sehingga suatu kalimat atau ucapan bisa diartikan macam2. Karenanya,ambigu yang sebagai suatu frasa maknanya tidak jelas dan memiliki berbagai macam penafsiran  merupakan modal bahkan "senjata" bagi para politikus dalam berkomunikasi. Ini tentu dimaksudkan, agar bila terjadi suatu perdebatan dengan pihak lain dan kepepet, mereka sudah memiliki cara untuk berkelit. Kita sering mendengar bila sudah tersudut  politisi lalu bicara : bukan begitu maksudnya.....begini...... Bukanlah suatu hal yang ane...

Berhitung Dalam Kehidupan Sehari-hari

Berhitung adalah ilmu yang sangat bermanfaat, dan sangat penting dalam kehidupan manusia. Karenanya,berbeda dengan ilmu2 yang lain, berhitung merupakan suatu ilmu yang sangat universal yang bisa dipergunakan dalam segala hal,dalam apa saja dalam kehidupan.  Dengan kemampuan berhitung yang dimilikinya, seseorang bisa membuat perhitungan atau   perkiraan tentang segala sesuatu yang akan dilakukannya. Mulai dari hal  paling sederhana sampai ke yang paling rumit sekalipun. Orang bisa memperkirakan misalnya, berapa lama lagi perjalanan akan sampai pada tujuan. Konkritnya, bila jarak yang akan ditempuh 100 km,dan kita berjalan dengan kecepatan 10km per jam,maka dengan mudah kita akan bisa menghitung berapa lama perjalanan yang akan kita tempuh untuk bisa sampai ke tujuan. Berapa uang yang harus dimiliki agar bisa cukup untuk biaya kehidupan se-hari2.Bila pengeluaran hidup se-hari2 100ribu, berapa uang yang harus kita miliki agar bisa cukup untuk sebulan. Ilmu berhitung sed...