Postingan

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Partai & Politik di Indonesia : Lieurrrrr....!!, (2)

Partai & politik di Ind. : lieurrrrr.......!!  (2). Sekarang kita bicara tentang tata cara atau prosedur pemilu yang merupakan dasar dari terbentuknya pemerintahan. Dulu,diera orde baru,pemilu hanya merupakan formalitas belaka. Karena meskipun diadakan setiap 5 tahun sekali, tetapi faktanya yang terpilih  itu-lagi2. Karena memang tidak ada batasan masa jabatan presiden. Sebab,selain partai Golkar,fraksi ABRI dan utusan golonga kala itu menguasai 80% suara di parlemen. Sisanya,20% dimiliki PPP dan PDI. Sehingga jauh sebelumnya sudah bisa dipastikan Golkar lah yang akan jadi pemenang, dan Suharto yang akan jadi presiden lagi karena memang sudah disetel sedemikian rupa. Selain itu,pemilihan presiden ditentukan oleh MPR,bukan one man one vote seperti sekarang.MPR kala itu adalah lembaga tertinggi negara yang sangat berkuasa dan menentukan. Dan itu terjadi selama 6x pemilu ber-turut2. Partai kala itu betul2 tak berdaya. Karena sudah diberangus. Begitu pula pengangkatan para kep...

Partai & Politik di Indonesia : Lieurrrrr....!! (1)

 Partai & Politik di Indonesia : Lieurrrrr....!! (1) Banyak orang lupa - juga para politisi - kalau pemilu sekarang, setelah reformasi, pencoblosan dilakukan secara one man one vote. Ini artinya, para voters tidak lagi memilih partai an sich tapi memilih figur. Meski capres dicalonkan oleh partai. Figurlah yang kini diutamakan oleh para pemilih, bukan hanya partai. Figur yang cocok,yang mengena,yang bisa memenuhi selera,itulah yang dipilih. Boleh dibilang tak peduli dia capres dari mana,dari partai apa. Karena itu koalisi gemuk yang sekarang banyak diinginkan  oleh koalisi partai sebenarnya tidaklah sangat dominan dan bukan merupakan jaminan akan menang. Sangat tergantung siapa yang dicalonkan oleh koalisi tsb. Tergantung figurnya. Bila koalisi itu mencalonkan sosok yang disenangi,disukai oleh voters itulah yang akan terpilih dan menang. Sebaliknya,bila calonnya tak disukai, tak sesuai dengan selera mayoritas voters, dari partai apapun dia, berapa banyak partai pun yang me...

The end of the day (5)

 The end of the day  (5) oleh : Yahya Hendiana M.E.(Mbung Eleh). Dalam situasi seperti ini, tak  ada hujan tak ada angin, entah bagaimana tiba2 saja Golkar dan PAN menggabungkan diri dengan KIR mendukung capres  Prabowo. Apakah ini arahan dari pak Lurah (baca : presiden Jokowi ) seperti yang telah banyak diisukan?  Entahlah. Tapi yang jelas Jokowi telah menepis: "sesuai konstitusi, urusan capres adalah urusan partai. Bukan urusan saya. Saya presiden, bukan Lurah", ujarnya dalam pidatonya pada 16 Agustus lalu. Dengan bergabungnya Golkar dan PAN, kini KIR menjadi koalisi gemuk karena sudah ada 4 partai yang mendukung Prabowo: Gerindera, PKB, Golkar dan PAN. Dengan dukungan dari 4 partai, koalisi KIR telah mengantongi 265 kursi DPR, melebihi dari koalisi Anies yang hanya 163 dan PDIP 147. Apakah KIR bisa dipastikan solid hingga pendaftaran ke KPU?  Belum tentu juga. Bergabungnya Golkar dan PAN ke KIR masih dalam tahap awal. Belum ada pembahasan lebih lanjut. A...

The end of the day (4)

 The end of the day (4) oleh : Yahya Hendiana M.E. (Mbung Eleh). Bagaimana dengan para Ketum partai dan tokoh2 politik lainnya? Seperti Airlangga Hartato yang juga sangat berambisi jadi capres , yang katanya pencalonannya itu  diperoleh dari hasil  Munas Golkar. Sah2 saja bila politisi kepingin jadi capres. Hanya saja, tentu harus melihat kenyataan  serta keadaan diri sebelum mencalonkan. Jelasnya, menurut hasil survei, tingkat elektabilitas Airlangga rendah, tak layak untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Tapi setelah terjadi kesepakatan antara Golkar, PPP dan PAN, mereka bertiga lalu berkoalisi dengan menamakan diri KIB  (Koalisi Indo.Bersatu). Airlangga mengangkat dirinya sebagai capres. Namun, bila kita melihatnya secara defacto,  sebenarnya sejak awal  pun sudah bisa diduga koalisi mereka rapuh dan akan bermasalah.  Sebab, selain untuk  menentukan siapa  cawapresnya akan persoalan (dari PAN atau PPP) ,Airlangga memang tak layak j...

The end of the day. (3)

 The end of the day. (3) oleh : Yahya Hendiana M.E. (Mbung Eleh) Disinilah kejanggalan terjadi.Bisakah dimengerti bila : satu kaki mendukung pemerintah,tapi satu kakinya lagi oposisi dan melakukan antitesis? Sepertinya sulit diterima dan dimengerti. Apalagi dengan mengatakan akan melakukan perubahan. Apanya yang akan dirubah?  IKN,pembangunan2 strategis serta proyek infrastruktur yang sekarang sedang masif dilaksanakan akan dihentikan? Ini adalah kebijakan strategis Jokowi dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar republik ini dikenal menjadi negara maju didunia.  Kebijakan ini juga sekaligus merupakan legecy bagi Jokowi setelah ia tak lagi menjadi presiden. Karena itu diharapkan pembangunannya akan terus berlanjut sesuai dengan rool map yang telah ditetapkan meski ia tak lagi menjadi presiden. Maka, ketika  koalisi perubahan yang antitesis akan melakukan perubahan membuat istana dan presiden Jokowi jadi terhenyak.Bisa dimengerti bila pemerintah tak simpati d...

The end of the day. (2).

The end of the day. (2). oleh : Yahya Hendiana M.E.(Mbung Eleh). Padahal dalam pemilu yang sudah2 pendaftaran capres/cawapres jauh sebelumnya, sehingga cukup banyak waktu untuk kampanye mensosialisasikan gagasan dan para calonnya. Apa sebab? Sebabnya, setelah masa kekuasaan presiden Jokowi berakhir pada 2024 nanti, para tokoh2 politik berebut, masing2 ingin  jadi presiden, ingin berkuasa. Tak ada yang mau kalah. Itu sebabnya, mereka masing2  lalu berupaya sekuat tenaga, sebisa mungkin,  berakrobat dengan berbagai cara. Lantas apa yang kita lihat, yang  mereka lakukan untuk bisa mencapai ambisinya itu? Coba kita telaah secara awam satu persatu.                                  * Surya Paloh misalnya, meski belum ingin menjadi presiden, tapi ambisinya untuk bisa menjadi king maker  sangat terlihat. Karena itu ia lalu merekrut Anies sebagai capres agar dirinya bisa menjadi seperti ...

The end of the day (1)

 The end of the day.  oleh : Yahya Hendiana M.E. (Mbung Eleh) Bahasa  kerennya The end of the day. Atau bahasa sok aksinya last minute. Podo wae . Padahal bahasa gampangnya : dipenghujung hari. Atau di-menit2 terakhir. Tapi karena kecenderungannya  orang selalu ingin sok aksi atau sok keren - termasuk juga  penulis yang juga  M.E. (baca : Mbung Eleh) - maka istilah seperti ini juga penulis  gunakan, seperti yang telah dilakukan  oleh para pengamat dalam menganalisis suatu  masalah. Para pengamatlah yang acapkali mengemukakan istilah2 yang sebenarnya  sederhana tapi kemudian terkesan keren. Bahkan istilah bahasa Arab pun  seperti samina wa'atona juga acap dilontarkan oleh para pengamat, meski sebenarnya bisa diucapkan dengan kata yang umum dan mudah yaitu : dengar dan patuh. Tapi itu semua bukan masalah. Hak tiap orang untuk mengucapkan istilah2. Apapun itu,selama ia  tidak  keluar dari norma2 dan etika dalam berbahasa. Yan...

Taken for granted. (3)

Timbul pertanyaan lagi : mengapa Prabowo sebagai seorang jenderal dan dulu rival kerasnya Jokowi kini tak malu2 berkata seperti itu sehingga terkesan  sangat  lebay ? Apakah ucapannya itu tulus, ikhlas dan murni dari lubuk hati yang paling dalam? Atau bagaimana? Tentu hanya Tuhan dan Prabowo sendiri yang tahu. Kita sebagai outsider hanya bisa menerka, menduga. Tapi bila kita rewind,  kembali melihat riwayat perjalanan politiknya yang 2x gagal jadi capres dan sekali kalah jadi cawapres, maka kita bisa berasumsi kalau Prabowo tentu telah banyak belajar dari kegagalan tsb.  Prabowo kini terlihat telah merubah strategi politiknya dalam  menghadapi pilpres 2024 : lebih kalem, lebih santuy. Berbeda dengan dulu2.  Apakah perbedaan  itu? Apakah perubahan strategi politik yang dimaksud? Prabowo yang dulu ketika kampanye pada Pemilu 2019 tampak sangat ber-api2  dan penuh emosi sehingga terkesan garang dan pemberang, (tapi kita bisa mengerti dan maklum karen...

Taken For Granted (2)

Pertanyaannya, mengapa mereka koalisi2 tsb masih belum juga menemukan cawapres dan mendeklarasikannya?  Meski capresnya sudah jelas hanya ada 3 yaitu: Anies,Prabowo dan Ganjar.Tapi kok sulit betul ya untuk bisa menentukan cawapresnya? Sebabnya sangat sederhana dan jelas: karena masing2 koalisi  ingin menang dalam pemilu pilpres 2024 nanti. Untuk itu ,tentu mereka sangat ber-hati2  dalam menentukan, melakukan langkah politiknya. Anies Baswedan misalnya. Meski Ahy sangat ngotot kepingin jadi cawapresnya, tapi tampaknya Anies sadar betul dengan kemungkinan akan kalah bila memilih, menggandeng Ahy, karena elektabilitas Ahy yang terbatas.  Selain itu,sebagai king maker, Surya Paloh pun sangat berharap bila ada partai2 lain yang akan ikut bergabung, agar koalisinya semakin kuat. Sehingga optimisme untuk menang semakin besar. Sayangnya,sudah setahun lebih tak ada satu partai pun dari koalisi pemerintah yang mau bergabung. Tentang ini sebenarnya  logis sekali, bila part...

Taken For Granted (1)

Taken for granted adalah suatu istilah yang pengertiannya : diterima dengan begitu saja. Tanpa alasan atau sebab apapun. "Pokoke wis manut wae", kalau dalam bahasa Surinamenya. Wis manut wae suatu ucapan yang sering kita dengar dalam perbincangan se-hari2 ketimbang istilah taken for granted.Wajar, karena kata wis manut wae lebih familiar dan lebih gampang diucapkan ketimbang taken for granted. Meski keduanya bahasa asing : yang satu bahasa Suriname, yang satunya lagi bahasa inggris. Lantas apanya yang taken for granted. Apanya yang manut wae? Banyak hal. Apa saja yang ditugaskan atau diperintahkan akan diikuti,dituruti dan dilaksanakan. Tanpa perlu berkata dan bertanya : ba bi bu lagi. Misalnya,dalam politik ketika bung Karno dulu sedang jaya2nya berkuasa,tapi kemudian ada pihak lain yang mencoba untuk menjatuhkannya,banyak pengikut dan pengagum bung Karno kala itu termasuk jenderal-jendral yang berkata : " Saya berdiri dibelakang bung Karno taken for granted tanpa reser...

Perhitungan Panji Gumilang

Panji Gumilang kini  tersangka. Setelah dilakukan penyelidikan yang cukup lama dan alot,akhirnya lembaga pemerintah cq Bareskrim resmi menetapkan tokoh sekaligus pemilik pesantren Al Zayitun itu sebagai penista agama untuk kemudian diajukan ke pengadilan. Cukup banyak tuduhan yang diadukan. Satu diantaranya adalah ucapannya yang mengatakan : Al Qur'an bukan kallam Allah, melainkan karangan nabi Muhamad. Banyak orang kaget dan terhenyak dengan ucapannya itu. Mereka yang mendengarnya tentu berpikir : kok berani benar Panji Gumilang berkata begitu? Tidakkah dia tahu kalau di republik ini 85% penduduknya beragama Islam, dan nabi Muhamad adalah rasul dan sebagai junjunannya? Ada yang berpendapat kalau keberanian Panji berkata begitu disebabkan karena dia mendapat beking dari para petinggi pemerintah. Karena itu, meski sudah sekian lama pesantren itu didirikan dan meski ajarannya dianggap menyimpang dari ajaran dan syariat Islam, ia tetap selamat bahkan semakin berani dan kontroversial d...

Kritik Akademisi Yang Tak Terpuji

Kali ini saya tak setuju dengan pendapat Hasan Nasbi atas komentarnya tentang Rocky gerung. Kalau kita mau memperjuangkan revolusi mental, harus included dengan revolusi moral. Termasuk juga adab sebagai budaya bangsa Indonesia. Moral dan mental dalam budaya adalah satu paket dan merupakan karakter dari suatu bangsa yang berbudaya. Khususnya budaya ketimuran yang sejak dulu sudah berbeda dengan budaya barat Kita tidak usah dan tidak perlu meniru budaya barat yang dalam komunikasi secara individu terkesan arogan dan jumawa. Tanpa adanya tatakrama, tata-titi dan unggah-ungguh terhadap sesama. Sebagai contoh dalam kosakata bahasa, orang-orang barat dalam bahasa inggris tidak ada perbedaan kata sebutan atau ucapan terhadap orang lain selain you. Sedangkan dalam budaya kita sebagai orang timur, sebutan itu kita bedakan terhadap siapa kita kita berkomunikasi. Dan itu merupakan ciri khas budaya kita sebagai orang timur. Sejak dahulu kala. Bila hal-hal seperti ini (seperti yang diucapkan oleh ...

Mana Lebih Baik ..........?

Mana lebih baik hitam-putih atau persuasif?. Hitam-putih adalah orang yang memiliki  pribadi yang jelas, tegas, selalu konsisten, punya jati diri dan  pendirian yang tetap. Tidak mencla- mencle,tidak isuk dele sore tempe. Alias tidak plin-plan. Sedangkan persuasif adalah pribadi  orang yang sangat tergantung pada kondisi dan situasi yang sedang berlaku, yang sedang terjadi. Wise. Dalam pengertian selalu menyesuaikan diri dengan keadaan,agar segala persoalan bisa diatasi dan diselesaikan dengan baik dengan jernih,bening airnya ,tidak keruh. Hitam-putih dan persuasif adalah 2 tipe yang berbeda,bahkan  bertentangan, bertolak belakang, paradoksal, karena masing2 memiliki prinsip dan premis yang berbeda. Kedua tipe ini akan  selalu ada dan terjadi di masyarakat yang memang sangat majemuk, sehingga mereka  merupakan pribadi2 yang antagonis karena masing2 memang berbeda bahkan berlawanan. Disatu pihak ingin memegang teguh pada pendiriannya,pada prinsip yang dianut...

Politik Menghalalkan Segala Cara?

Kata politik adalah abstrak. Yang kongkrit adalah politikus. Pelakunya,manusianya. Tapi politik meski abstrak sangat diperlukan. Sebab tanpa adanya politik tak akan ada pemerintahan. Siapa yang akan jadi pemimpin seperti:  presiden,menteri,gubernur,bupati,anggota DPR bila tidak ada politik. Mereka mesti ada yang mengusulkan, mengangkat. Tanpa ada yang mengangkat tak mungkin bisa ada mereka. Yang mengangkat orang lain (baca: rakyat). Kegiatan itu adalah politik. Politik adalah seni, kemungkinan untuk bisa mencapai sesuatu. Idealnya untuk bisa mencapainya sebaiknya harus dengan etika,dengan nilai moral yang baik, dengan adab, bahkan harus dengan cara, perilaku yang santun. Itulah perilaku politik yang baik. Tapi faktanya politik hanya bermaksud untuk bisa mencapai,memperoleh jabatan, kekuasaan. Apapun bentuknya,bagaimana pun caranya. Yang penting tujuan tercapai. Dengan cara seperti ini politik menjadi kotor dan punya konotasi yang tidak baik. Sering kita mendengar orang berkata: jan...

Invisible Hand

Harga2 kini terus merangkak naik. Terutama kebutuhan pokok hidup se-hari2. Data BPS tentang inflasi tak sesuai dengan fakta dilapangan. Berbeda. Harga ayam dan telur sampai sekarang belum turun2. Telur yang sebelumnya 20-25 rb/kg,kini 35rb. Ayam yang  dari 25 rb sekarang bertengger di 40rb. Kentang dari 14rb sekarang 20 rb. Kasihan ibu2 yang biasa belanja tiap hari.Anggarannya tekor. Kenaikan ini salah siapa?. Bukan retailer. Mereka,pengecer,sangat tergantung pada mafia. Dalam skala yang lebih kecil mereka disebut tengkulak.  Merekalah sebenarnya yang pegang peranan soal harga. Bukan pengecer. Pengecer bisanya  hanya mengikuti,tak bisa berbuat banyak. Apalagi konsumen. Bisanya cuma ngomel, ngedumel. Mengeluh. Tapi kejadian seperti ini kesalahan ada dimana? Siapa yang salah? Dengan cepat dan gampang orang bilang di tengkulak. Mafia. Betul,namanya juga mafia,ya memang begitu. Kalau  ada peluang akan selalu begitu.  Tapi sebetulnya kesalahan tidak hanya pada mafia ...

Kembali Ke Titik Nol?

Bagaimanakah cara memberantas korupsi yang efektip? Ini pertanyaan menarik sekaligus juga klasik. Karena,sebagai isue, informasi, masalah ini tak pernah sepi dan selalu saja terjadi. Bahkan semakin men-jadi2 meski sudah 7 kali ganti pemerintahan, tujuh kali ganti presiden. Mulai dari presiden Sukarno, Suharto, Habibie, Gus Dur, Megawati,SBY ,Jokowi, korupsi tak pernah berhenti, meski di pemerintahan sudah ada yang namanya, Irjen, BPK, BPKP, Irwas, Irwil, KPK dll, tapi tampaknya itu  hanya sekedar variasi atau acesoris dari suatu lembaga pemerintah. Faktanya,korupsi jadi semakin terstruktur dan menggila. Korupsi sudah dilakukan mulai dari eselon yang paling bawah dan rendah sampai ke yang paling atas,tinggi. Padahal, bila tak ada korupsi bisa dipastikan,tak akan terjadi kemiskinan dalam  kehidupan rakyat kecil seperti sekarang ini.Terutama bila anggaran yang sudah disediakan pemerintah itu tepat guna,menyebar dan merata ke rakyat. Karena anggaran yang telah disediakan memang cu...

Tentang Konten Yang Viral

Jaman sekarang,dengan sangat pesatnya kemajuan teknologi,orang kalau ingin viral gampang. Tinggal bikin konten, diupload, viral.Tapi masalahnya kontennya gimana? Pertanyaannya : konten yang viral itu  akan membuat orang   jadi pintar atau goblok?. Konten yang kacakadut, gila, memang  bisa viral. Tapi akan  membuat orang jadi goblok. Kalau kontennya smart,membuat orang akan jadi pintar.Tinggal pilih mau lihat konten yang kacakadut atau smart? Sayangnya,sekarang ini  terlalu banyak konten kacakadut viral. Karena justru  sangat disenangi,sehingga membuat orang jadi goblok. Karena kesenangannya liat konten kacakadut,konten smart justru terabaikan.Padahal banyak konten yang sangat bermanfaat,berisi pengetahuan. Adanya  konten kacakadut yang  viral, ini membuktikan selera masyarakat memang masih ada disitu. Belum sophisticated.  Struktur masyarakat memang akan selalu berbentuk segitiga.Yang smart yang mengerucut diatas, selalu sedikit. Tapi ya...

Perbedaan Persepsi

Orang bisa menerima dan tak mengalami stres atau depresi menghadapi kenyataan adanya : siang-malam, tinggi-rendah, terang-gelap,lebar-sempit,dll karena itu memang sudah merupakan satu paket. Hukum alam semesta. Akan tetapi, orang bisa stres atau depresi  dan sangat memerlukan  sandaran dengan memohon dan  berdoa dan berharap sekali  adanya bantuan bila sedang mengalami penderitaan. Berbeda dengan  yang sedang mengalami kebahagiaan.Umumnya orang seringkali lupa bahkan jumawa, tak berharap adanya sandaran dan bantuan dari yang lain. Mengapa reaksinya berbeda? Padahal, penderitaan dan kebahagiaan sama saja dengan siang-malam,tinggi rendah, lebar-sempit,dll. Juga sama : satu paket. Apa yang menyebabkan perbedaan daya tahan diri dan penerimaan dari kedua hal yang berbeda,sehingga harus bersandar  pada yang lain padahal sama2 satu paket?. Karena adanya :  perbedaan persepsi.

Perbedaan Tahu Dengan Percaya

Tahu adalah kemampuan inderawi yang yang berada dalam diri, dalam otak. Untuk kemudian dianalisa, diklarifikasi pembuktiannya. Sehingga orang bisa tahu dan meyakini kebenarannya dengan menggunakan logika dan nalar. Kita dengan mudah mengatakan api kompor itu panas. Karena kita atau siapapun juga akan dengan mudah bisa membuktikan kebenaran kalau api kompor itu panas.   Percaya, juga sama. Adanya informasi yang berada dalam otak.  Juga yang diperoleh dari kemampuan inderawi. Akan tetapi informasi yang diperoleh tak bisa diklarifikasi dengan logika dan  nalar karena adanya keterbatasan  otak. Dengan keterbatasan otak, kita tak bisa tahu dan tak bisa merasakannya.Tak bisa membuktikannya secara empirik. Karena itu yang sangat diperlukan adalah Percaya . Dengan  tak bisa tahu dan tak bisa merasakan, mengakibatkan adanya  sorga dan neraka  tak bisa dibuktikan secara empirik maupun ilmiah. Satu2nya cara adalah dengan percaya. Lain tidak.

Obrolan Plus - Minus

+ : Minus,definisi adil itu gimana? -   : Adil??.  He he....adil itu omong kosong. Tidak ada. Itu hanya impian,lamunan atau fatamorgana orang2 yang sakit hati, orang yang sedang menderita. Karena merasa dibedakan dari yang lain. Orang  yang sirik. + : Masa sih? Banyak orang protes, dan  menuntut agar keadilan ditegakkan.       Mereka menuntut agar pemerintah adil dalam segala hal. Dengan berdemo. -  :Ya memang,itu dalih mereka yang dicari- cari agar mereka terbebas dari penderitaan. Tapi yang jelas,adil itu tak pernah ada. Sampai kapanpun. Dimanapun. + : Contohnya?  -  : Seorang bos yang korupsi. Agar anak buahnya tutup mulut kalau bosnya telah korupsi, si bos lalu membagi hasil  korupsi kepada anak buahnya. Tentu dalam jumlah yang lebih kecil. Lebih sedikit. Bos paling banyak.Paling besar. + : Contoh lain?   - : Orang yang berpoligami. Bisakah sang suami berlaku adil terhadap ke empat isterinya? Tidak bisa dan i...